kicknews.today – Seorang perempuan berinisial RYA (26), asal Bima ditahan oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Mataram atas dugaan melakukan tindakan pidana aborsi. Insiden tersebut terjadi di sebuah kos-kosan di wilayah Sapta Marga, Kecamatan Cakranegara, beberapa waktu lalu.
Tersangka yang diketahui berstatus mahasiswi keperawatan itu diamankan setelah sebelumnya mengalami pendarahan hebat akibat diduga memaksa melahirkan bayi sendirian di kos-kosan. Usai mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan dinyatakan dalam kondisi stabil, RYA langsung dibawa ke Polresta Mataram untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
“Indentitas dari KTP-nya, tersangka ini berstatus mahasiswi keperawatan,” jelas Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, S.Tr.K., S.I.K, Jumat (10/1/2025).
Hingga kini polisi masih menyelidiki siapa pria yang menghamili terduga pelaku. Dari keterangannya, terduga pelaku mengaku bingung siapa pria yang menghamilinya tersebut.
“Terduga pelaku juga bingung siapa yang menghamilinya. Jadi sampai sekarang identitas pria itu belum diketahui. Tapi yang jelas, kami sudah mengamankan beberapa barang bukti pendukung. Salah satunya, bungkusan kondom baru maupun yang sudah sisa pakai,” ungkapnya.
Sementara Kanit PPA Polresta Mataram, Iptu Eko Ari Prastya SH mengatakan, tersangka sekarang sudah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan.
“Kami juga sedang mengembangkan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada pihak lain yang terlibat,” jelas Iptu Eko.
RYA diduga melakukan tindakan aborsi tersebut secara mandiri tanpa bantuan medis, yang akhirnya membahayakan nyawanya sendiri. Kasus ini menjadi sorotan publik karena tindakan nekat tersebut terjadi di lingkungan kos-kosan, menimbulkan keresahan warga sekitar.
Polresta Mataram berkomitmen mengusut tuntas kasus ini, termasuk kemungkinan adanya pihak lain yang berperan, baik sebagai penyedia sarana atau pemberi tekanan terhadap tersangka. Polisi juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan praktik-praktik aborsi ilegal yang dapat mengancam keselamatan jiwa
Kasus ini menyoroti pentingnya edukasi kesehatan reproduksi dan perlunya dukungan sosial agar perempuan tidak mengambil langkah ekstrem yang berisiko tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. (jr)