Ratusan pegawai RS Unram terancam putus kontrak saat rencana mega proyek dilaksanakan

Doc. RS Unram
Doc. RS Unram

kicknews.today – Ratusan pegawai tenaga kontrak Rumah Sakit Universitas Mataram (RS Unram) terancam tidak bekerja lagi. Mereka diduga kuat akan kena pemutusan kontrak karena RS akan ditutup saat dilakukan pembangunan gedung baru yang akan berlangsung pada akhir bulan Desember 2023 nanti.

Total pegawai yang terancam putus kontrak sekitar 380 orang. Kontrak 380 pegawai habis pada 31 Desember 2023. Hingga saat ini, belum ada pembicaraan di jajaran direksi RS Unram terkait nasib ratusan pegawai kontrak tersebut.

“Jadi besar kemungkinan mereka (pegawai) akan diputus kontrak,” kata sumber internal RS Unram yang enggan disebutkan identitasnya, Selasa sore (27/11/2023).

Meski begitu, kata sumber, pihak manajemen belum ada pembahasan secara resmi terkait PHK massal tersebut. Namun, sejumlah alat kesehatan (Alkes) sudah dititipkan ke sejumlah rumah sakit. Alkes itu dititip karena dalam waktu dekat RS Unram akan membangun gedung baru.

“Adanya penitipan itu menjadi tanda-tanda RS Unram mau tutup. Dan bagaimana nasib para pegawai kontrak,” ujarnya.

Menurutnya, jika ingin melakukan PHK, mestinya ada pembahasan awal antara pejabat dan pegawai RS Unram. Nasib ratusan pegawai dan keluarganya harus diperhatikan. “Termasuk psikologi tenaga kontrak. Itu bagaimana,” tegasnya.

Salah satu tenaga kontrak RS Unram yang bekerja di salah satu poli mengaku merasa khawatir adanya informasi PHK massal tersebut. Informasi itu santer didengar pasca ada isu pembangunan RS Unram yang akan dilakukan pada akhir bulan Desember 2023 mendatang. “Kita juga merasa khawatir,” katanya.

Pria yang bekerja sejak tahun 2018 ini mengatakan hingga saat ini kepastian terkait nasibnya sebagai tenaga kontrak di rumah sakit belum jelas. “Infonya, pegawai kontrak maupun BLU akan tetap bekerja. Tapi itu informasinya simpang siur,” sebutnya.

Bahkan informasi terbaru semua pegawai kontrak nantinya akan tetap dititip di sejumlah fakultas di Unram dan di unit poli, dan rawat jalan. Meski begitu, dia kembali menegaskan belum ada informasi detail terkait status karyawan.

“Sampai hari ini, info masih berubah-ubah. Saya nunggu kepastian waktu Desember ini. Kita masih merujuk pada kesimpulan hasil apel Senin, 27 November 2023 kemarin,” ucapnya.

Dalam rapat apel pagi Senin (27/11/2023) beberapa kesepakatan diduga telah ditekan oleh direksi RS Unram. Dalam rapat tersebut melahirkan 5 poin.

Pertama RS Unram masih berjalan sampai saat ini dan akan pindah di gedung kuliah bersama Unram sekaligus akan memindahkan ruang poli, IGD, dan rawat inap dan bedah minor.

Poin kedua untuk radiologi CT scan akan dititip di RSUP NTB beserta alat dan SDM, begitu juga dengan SDM HD dengan sistem gaji dari RSUP langsung (sedang dibuatkan MoU). Sebagian SDM IBS dn anastesi akan dititip juga di RSUP dan tripat gerung (selama setahun)

Pada poin ketiga, informasi dalam rapat jangan sekali-kali menginfokan ke pasien, ke masyarakat kita tutup permanen, tutup karna bangkrut, tutup karna yang lain-lain. Tetapi kita tutup hanya sementara karena pembangunan gedung baru, dan kita pindah ke RS sementara ke gedung kuliah bersama (GKB). Jadi pelayanan masih ada namun pindah ke gedung GBK.

Keempat untuk SDM selama pembangun sudah dipetakan, untuk yang kontrak ataupun BLU nanti kemungkinan akan di tarik ke fakultas yang baru ada 5 fakultas yang baru (sedang didiskusikan, akan kemungkinan ada tes).

Poin kelima untuk yang mengikuti seleksi PPPK akan ada wawancara tambahan via zoom pewawancara ada di Pustik Unram.

Dilansir dari laman LPSE, RS Unram akan membangun gedung baru dengan anggaran Rp.199.497.183.000,00 bersumber dari APBN 2023. Nama proyeknya Lanjutan KDP RSPTN Universitas Mataram dan diumumkan pada 27 Oktober 2023. Penetapan dan pengumuman pemenang dilakukan pada 12 Desember 2023. Untuk penandatanganan kontrak pada 27 Desember 2023.

Informasi diterima detikBali, pembangunan gedung baru itu diduga menjadi penyebab RS Unram akan ditutup dalam waktu yang belum ditentukan.

“Bahkan ada diretur dari rumah sakit Lombok Tengah yang bertanya ke saya ‘Kok RS Unram titip barang ke sini’ (Lombok Tengah),” kata sumber anonim tersebut.

Hal itu juga didukung adanya perpindahan aktivitas pelayanan RS Unram ke gedung kuliah bersama. Perpindahan itu juga dibenarkan sumber internal. Menurutnya, beralih tempatnya karena informasi dari BPJS, RS mesti tetap ada pelayanan dan ada rawat inap.

Kata dia penitipan alat kesehatan tidak seberapa. Yang utama adalah nasib ratusan pegawai kontrak dan keluarganya. Bahkan kabar terbaru ada pendataan di level unit. Pendataan itu terkait kontrak dan status para pegawai.

“Kalau ada datanya sedetail itu, berarti ada upaya PHK,” tegasnya.

Terpisah Humas RS Unram, Shinta Desyana Fajarica membantah soal adanya isu PHK terhadap 380 karyawan tenaga kontrak RS Unram per tanggal 31 Desember 2023 nanti.

“Belum. Belum ada informasi seperti itu. Tidak benar itu,” tepisnya.

Shinta juga belum mengetahui secara utuh ihwal pelelangan tender proyek tersebut. Ia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi resmi dari Rektorat Unram.

“Mengenai adendum kami belum ada informasi resmi terkait itu dari pihak Rektorat Unram,” katanya.

Saat disinggung ada beberapa gaji pegawai yang belum terbayar, lagi-lagi dibantahnya. Hingga hari ini, kata Shinta, seluruh gaji pegawai sudah terbayar. “Tidak ada tunggakan,” timpalnya. (red.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI