Transformasi Perpustakaan Menuju Masa Depan: Implementasi Aplikasi SLiMS Dalam Inovasi Layanan Perpustakaan

Ilustrasi Perpustakaan
Ilustrasi Perpustakaan

Oleh: Muarif S.IP

Perpustakaan memiliki sejarah panjang dalam perjalanannya yang melibatkan akumulasi dan preservasi pengetahuan dari masa ke masa. Perpustakaan pertama kali muncul di dunia kuno, seperti Perpustakaan Aleksandria di Mesir pada abad ke-3 Sebelum Masehi. Perpustakaan ini menjadi pusat intelektual terkemuka pada zamannya, menyimpan koleksi tulisan dari berbagai budaya.

Pada abad pertengahan, perpustakaan menjadi bagian integral dari institusi keagamaan dan pendidikan di Eropa. Monastik dan Universitas mendirikan perpustakaan untuk mendukung penelitian dan pembelajaran. Namun, akses ke perpustakaan saat itu terbatas pada kalangan terbatas.

Selama Zaman Kejayaan Islam di Andalusia (abad ke-8 hingga abad ke-15), perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan penelitian. Di samping perpustakaan, seringkali terdapat sekolah atau pusat pembelajaran di dalam kompleks tersebut. Salah satu contoh yang terkenal adalah Perpustakaan Cordoba di Spanyol. Di sana, perpustakaan menjadi tempat berkumpulnya para cendekiawan, ilmuwan, dan pelajar Muslim. Perpustakaan ini terkenal dengan koleksi buku-bukunya yang luas, mencakup berbagai bidang ilmu seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan humaniora. Sekolah di dalam perpustakaan atau dekat dengan perpustakaan tersebut menjadi tempat diskusi, debat, dan transfer pengetahuan antara cendekiawan. Pada masa itu, Andalusia menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dengan kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis.

Perkembangan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada abad ke-15 membawa revolusi besar. Buku menjadi lebih mudah diproduksi, memungkinkan penyebaran pengetahuan yang lebih luas. Perpustakaan publik mulai muncul di berbagai negara Eropa dan Amerika Serikat pada abad ke-17 dan ke-18, membuka akses ke pengetahuan bagi masyarakat umum. Dengan perkembangan teknologi digital pada abad ke-20, perpustakaan menghadapi transformasi besar. Kini, perpustakaan tidak hanya menyimpan buku fisik, tetapi juga menyediakan akses ke sumber daya digital, seperti e-book, jurnal elektronik, dan basis data.

Seiring waktu, perpustakaan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat untuk tetap relevan sebagai lembaga yang mendukung pembelajaran, penelitian, dan penyebaran pengetahuan.

Perpustakaan adalah institusi atau tempat yang menyediakan akses kepada masyarakat untuk mengakses dan memanfaatkan berbagai koleksi bahan bacaan, referensi, dan sumber informasi lainnya. Tujuan perpustakaan adalah menyediakan layanan yang mendukung pendidikan, penelitian, dan pembelajaran masyarakat. Perpustakaan dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran, termasuk Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Khusus yang berfokus pada bidang tertentu.

Perpustakaan memiliki potensi besar untuk terus relevan dan bermanfaat di era digital saat ini. Jika tidak maka Perpustakaan akan semakin jauh tertinggal sehingga terkesan menjadi tempat/gudang penyimpanan buku-buku. Oleh karena demikian peran para pustakawan atau pengelolah perpustakaan dituntut agar terus mengikuti arus deras perkembangan teknologi saat ini.

Beberapa langkah yang dapat diambil perpustakaan untuk dapat beradaptasi dan berkembang dalam pengaruh digital adalah salah satunya melalui Pengembangan Koleksi Digital dan Layanan Online berbasis Website. Dengan mengambil langkah-langkah ini, perpustakaan dapat tetap menjadi pusat pengetahuan yang dinamis dan relevan di era digital yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara yang efektif dan inovatif.

Transformasi perpustakaan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam cara orang mengakses dan menggunakan informasi. Itu bisa menjadi proses yang menarik dan bermanfaat untuk memastikan perpustakaan tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakatnya.

Dalam proses transformasi tersebut salah satunya adalah adanya Layanan Online Public Access Catalog (OPAC) menggunakan Aplikasi SLiMS (Senayan Library Management Syistem) yang juga menyediakan koleksi E-Book di dalamnya. Perpustakaan mampu bertransformasi dari perpustakaan tradisional yang sebelumnya hanya menyediakan koleksi fisik, pelayanan, pendataan koleksi dan pelaporan yang serba manual kini sudah berubah menjadi perpustakaan modern dengan menyediakan koleksi digital serta pelayanan yang berbasis online.

Namun tidak bisa juga kita katakan bahwa perpustakaan yang masih memiliki koleksi fisik di dalamnya dianggap sebagai perpustakaan tradisional yang melek akan kemajuan teknologi, tertinggal dan tidak modern, dan lain-lain. Tetapi koleski fisik di perpustakaan tetap memiliki nilai dan kepentingan tersendiri di dalamnya, misalnya koleksi fisik memastikan bahwa informasi tetap dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang mungkin tidak memiliki akses ke perangkat elektronik, kemudian juga buku cetak, karya seni, dan materi fisik lainnya memiliki keunikan dan keaslian yang sulit dipertahankan dalam bentuk digital. Bisa juga beberapa koleksi memiliki nilai sejarah atau artistik yang tinggi, lalu kemudian koleksi fisik dapat mendukung pendekatan pembelajaran tradisional. Beberapa orang juga masih lebih suka membaca buku fisik atau mengakses sumber daya dalam bentuk cetak, kemudian juga ada beberapa orang menilai pengalaman membaca buku fisik atau menyentuh materi fisik secara langsung. Ini tergantung dari pengguna perpustakaan itu sendiri dalam memanfaatkan semua koleksi di perpustakaan. Namun penting bagi perpustakaan untuk memberikan keseimbangan antara koleksi fisik dan digital agar perpustakaan dapat melayani kebutuhan beragam masyarakat. Keduanya dapat saling melengkapi untuk memberikan akses yang lebih luas dan lebih baik terhadap pengetahuan.

OPAC yang merupakan katalog atau sistem pencarian daring yang memungkinkan pengguna untuk mencari dan mengakses informasi tentang koleksi perpustakaan. Dengan OPAC, pengguna dapat mencari buku, jurnal, materi audio visual, dan sumber daya lainnya yang tersedia di perpustakaan. OPAC memberikan berbagai opsi pencarian, termasuk pencarian berdasarkan judul, pengarang, subjek, atau kata kunci. Hasil pencarian kemudian memberikan informasi tentang lokasi fisik atau ketersediaan sumber daya, dan dalam beberapa kasus, dapat menyediakan tautan langsung ke sumber daya digital jika perpustakaan memiliki koleksi online.
Layanan OPAC yang terintegrasi dengan Aplikasi SLiMS ini tentu memiliki banyak manfaat untuk pengelolah perpustakaan dalam memudahkan kerja-kerja perpustakaan yang cepat, tepat dan inovatif. Ada beberapa manfaat utama yang ada dalam aplikasi ini adalah: pertama, Manajemen Katalog yang Efisien, SLiMS memungkinkan perpustakaan untuk mengelola katalog buku dan materi lainnya dengan efisien. Data katalog dapat dimasukkan, diedit, dan dikelola dengan mudah. Jadi Katalognya sudah terkomputerisasi. Kalau dulu sebelum adanya transformasi layanan di perpustakaan, Katalognya di cetak secara manual, di gunting dan disimpan dalam lemari khusus. Kedua Pencarian yang Cepat dan Akurat, fungsi pencarian SLiMS memungkinkan pengguna untuk menemukan buku atau materi lainnya dengan cepat dan akurat. Ini membantu meningkatkan efisiensi pengguna dalam menelusuri koleksi. Ketiga Manajemen Peminjaman dan Pengembalian, SLiMS menyediakan fitur peminjaman dan pengembalian buku yang dapat dielola dengan mudah oleh staf perpustakaan. Termasuk perpanjangan peminjaman, pencatatan denda, dan pemantauan status ketersediaan buku. Keempat Manajemen Anggota dan Keanggotaan, SLiMS memungkinkan perpustakaan untuk mengelola informasi anggota, termasuk pendaftaran anggota baru, pembaruan data anggota, dan pembuatan kartu anggota. Kelima Pelayanan Reservasi dan Pemesanan, SLiMS dapat mendukung pemesanan dan reservasi buku, memastikan bahwa pengguna dapat mengakses materi yang mereka butuhkan meskipun sedang dipinjam oleh orang lain. Keenam Pengelolaan Fasilitas dan Ruangan, Beberapa versi SLiMS dapat mendukung pengelolaan ruang dan fasilitas perpustakaan, termasuk pemesanan ruang studi atau fasilitas lainnya. Ketujuh Pelaporan dan Analisis, SLiMS menyediakan fitur pelaporan dan analisis untuk membantu staf perpustakaan dalam memahami tren peminjaman, penggunaan koleksi, dan kinerja perpustakaan secara keseluruhan. Kedelapan Ketersediaan Informasi secara Real-Time, Informasi dalam SLiMS dapat diakses secara real-time, memastikan bahwa staf perpustakaan dan pengguna memiliki akses yang cepat dan akurat ke data yang mereka butuhkan. Kesembilan Kemudahan Integrasi dengan OPAC, Integrasi dengan OPAC (Online Public Access Catalog) memungkinkan pengguna untuk mencari dan menelusuri koleksi perpustakaan secara online. Ini memberikan aksesibilitas yang lebih besar kepada pengguna. Kesepuluh Fleksibilitas dan Kustomisasi, SLiMS bersifat open-source, memungkinkan perpustakaan untuk mengkustomisasi dan menyesuaikan aplikasi sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan perpustakaan.

Penggunaan SLiMS membantu perpustakaan dalam memberikan layanan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. Keberlanjutan dan pengembangan SLiMS juga memberikan fleksibilitas untuk mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan perpustakaan yang berkembang.

Dibeberapa perpustakaan, baik itu perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan milik pemerintah seperti Perpustakaan Umum Daerah sudah memanfaatkan system layanan online berbasis OPAC yang terintegrasi dengan SLiMS, artinya ini merupakan langkah yang cerdas untuk meningkatkan efisiensi dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik di perpustakaan. Dengan menggunakan sistem manajemen perpustakaan yang terintegrasi, perpustakaan dapat mengoptimalkan operasi dan memastikan akses yang mudah terhadap koleksi mereka. Namun dibeberapa satuan pendidikan seperti perpustakaan sekolah, baik itu perpustakaan Sekolah Dasar (SD) maupun perpustakaan Sekolah Menengah Atas (SMA) masih belum kelihatan dalam mengelolah perpustakaan yang modern dan inovasi. Menurut Data Pokok Pendidkan Provinsi Nusa Tenggara Barat di Semester Ganjil 2023/2024. Ada 7.369 jumlah Sekolah Negeri maupun Swasta mulai dari TK, SD, SLB, SMP, SMA/SMK Se NTB. Dari Seluruh Perpustakaan Sekolah tersebut hanya ada 2.973 Perpustakaan yang sudah terdaftar di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 2023. Ini data dari Pendataan Perpustakaan berbasis wilayah oleh Perpustakaan Nasional. Namun bukan berarti 4.396 Sekolah lainnya belum memiliki Perpustkaannya tapi mungkin saja belum melakukan pendaftaran perpustakaannya di Perpustakaan Nasional. Artinya bagaimana kita bicara soal transformasi dan inovasi perpustakaan sementara masih banyak Sekolah di NTB ini yang belum memiliki Perpustakaannya jikapun ada perpustakaannya maka masih banyak juga yang tata kelola perpustakaannya belum terlalu maksimal sebagai proses pendukung pembelajaran dilingkungan sekolah.

Sementara di Perpustakaan Khusus seperti Kementria/Lembaga, Isntanis Daerah, Instansi Swasta, Rumah Ibadah, Rumah Sakit, Lapas dan Khusus lainnya masih menjadikan perpustakaan sebagai tempat penyimpan buku saja tanpa tata kelola yang baik. Ada 61 Perpustakaan Khusus di NTB, menurut data Pendataan Perpustakaan oleh Perpusnas.

Sekarang yang mulai nampak pengelolaan perpustakaan dengan tata kelola yang modern dalam melakukan berbagai transformasi inovasi layanan maupun digitalisasi koleksi adalah Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Ada 225 Perpustakaan Umum dan 76 Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di NTB yang terus aktif dalam mendukung berbagai kebutuhan pengguna. Misalnya Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki tujuan dalam Menyediakan akses kepada mahasiswa, dosen, dan staf akademis terhadap berbagai sumber informasi, termasuk buku, jurnal, majalah, dan sumber daya digital lainnya, kemudian Memberikan sumber daya yang mendukung kegiatan pembelajaran dan penelitian di perguruan tinggi. Ini mencakup koleksi yang relevan dengan kurikulum serta fasilitas dan layanan penelitian. Menyediakan sumber daya digital dan layanan online untuk mendukung kebutuhan mahasiswa secara cepat dan tepat, Mendukung pengembangan literasi informasi mahasiswa, membantu mereka dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara kritis, Menjadi pusat pengetahuan di perguruan tinggi dengan menyediakan informasi terkini dan relevan, serta menjadi tempat bagi diskusi dan pertukaran gagasan, Memotivasi dan mendorong minat membaca di antara mahasiswa dan staf perguruan tinggi dengan menyediakan berbagai koleksi yang menarik dan bervariasi. Menjaga dan mengembangkan koleksi perpustakaan agar tetap relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan kurikulum perguruan tinggi. Menyediakan ruang dan sumber daya yang mendukung kreativitas dan inovasi, termasuk tempat untuk berdiskusi, bekerja sama, atau bekerja kelompok. Menjaga keberlanjutan operasional perpustakaan dan pembaruan teknologi untuk tetap relevan dengan perkembangan terkini, Menjadi mitra strategis perguruan tinggi dengan mendukung dan berkontribusi pada pencapaian tujuan dan misi perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian perpustakaan perguruan tinggi dapat berperan sebagai pusat sumber daya intelektual dan kultural yang mendukung perkembangan akademis dan profesional mahasiswa serta staf akademis.

Sementara perpustakaan Umum memiliki tujuan yang luas dalam melayani berbagai macam kepentingan masyarakat umum dan juga komunitas lokal misalnya, Menyediakan akses bebas terhadap berbagai sumber informasi, termasuk buku, majalah, surat kabar, dan sumber daya digital, untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan dan pembelajaran masyarakat, Mendorong minat membaca di kalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa dengan menyediakan koleksi buku yang beragam dan menarik, Menyediakan program-program literasi untuk meningkatkan literasi membaca, menulis, dan literasi digital di kalangan anggota komunitas, Menyediakan fasilitas untuk belajar, penelitian, dan studi di lingkungan yang nyaman dan mendukung, Menyelenggarakan kegiatan kultural dan sosial seperti pameran seni, pertunjukan, ceramah, dan lokakarya untuk memperkaya kehidupan budaya dan sosial komunitas, Berkolaborasi dengan sekolah dan lembaga pendidikan untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan meningkatkan literasi di kalangan siswa, Memberdayakan anggota komunitas untuk aktif dalam pengelolaan dan kegiatan perpustakaan, termasuk partisipasi dalam keputusan terkait program dan layanan perpustakaan, Menyediakan koleksi dan program-program yang mencerminkan keberagaman dan inklusivitas masyarakat, termasuk bahan-bahan dalam berbagai bahasa dan mengenai berbagai budaya, Menyediakan program-program khusus untuk anak-anak dan remaja, seperti klub buku, cerita anak, dan kegiatan kreatif untuk mendorong minat membaca sejak dini. Menyediakan sumber daya yang mendukung pencarian pekerjaan, pengembangan keterampilan, dan pendidikan kontinu untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi komunitas, Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, perpustakaan umum dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan, budaya, dan sosial yang memperkaya kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Perpustakaan memiliki peran penting dalam mendukung pembelajaran sepanjang hayat, menyebarkan informasi, dan memfasilitasi penelitian. Dengan perkembangan teknologi, banyak perpustakaan juga bertransformasi menjadi pusat informasi multimedia yang menawarkan beragam sumber daya. Inovasi – inovasi yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan, baik itu perpustakaan Sekolah, Perguruan Tinggi, Khusus dan Umum terus menggeliat sebagai upaya untuk menghidupkan semangat literasi siswa, mahasiswa hingga masyarakat umum dalam mendapatkan akses informasi yang cepat dan tepat.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Muarif S.IP

Penulis ialah Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Teknologi Sumbawa (UTS)

Artikel Terkait

OPINI