kicknews.today – Memasuki musim kemarau, permintaan air bersih dari masyarakat di seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) semakin meningkat. Namun, keterbatasan armada mobil tangki air yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Utara menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Lombok Utara, M. Zaldy Rahardian mengatakan, saat ini BPBD Lombok Utara hanya memiliki dua unit mobil tangki yang beroperasi.

”Mobil tangki yang masih bisa beroperasi itu hanya dua, sedangkan permintaan air terus ada dari lima kecamatan ini,” terang Zaldy, Rabu (02/10).
”Dengan keterbatasan ini, maka air yang kami distribusikan secara bergantian. Pendistribusian ini kami prioritaskan terlebih dahulu untuk wilayah yang sulit dijangkau, seperti di Bayan dan Kayangan,” tambahnya.
Pihaknya sampai saat ini berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi permintaan air untuk masyarakat, meski armada yang ada terbatas. Pihaknya pastikan masyarakat dapat pasokan air selama musim kemarau.
”Sebenarnya idealnya itu BPBD memerlukan tambahan armada minimal dua unit mobil tangki. Dengan tambahan itu permintaan air bersih bisa lebih efektif kita salurkan, khususnya untuk wilayah yang jauh,” jelasnya.
Dijelaskan Zaldy, mobil tangki air milik BPBD saat ini memiliki kapasitas 5.000 liter. Jika ditambahkan dua unit maka sekitar 20.000 liter air bersih dapat didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
”Untuk pengadaan tambahan mobil tangki ini, harus disesuaikan dengan anggaran daerah,”
”Idealnya, penambahan armada sangat diperlukan jika ingin pelayanan maksimal. Namun, kami juga memahami kondisi keuangan daerah, sehingga kami tetap menjalankan tugas dengan armada yang ada,” ujarnya.
Untuk mengatasi keterbatasan armada, pihaknya tidak jarang bekerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Lombok Utara seperti Dinas Sosial, PDAM dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
”Dalam situasi mendesak, mobil tangki milik OPD lain kita manfaatkan untuk membantu distribusi air bersih ke masyarakat. Hal ini dilakukan agar kebutuhan air bersih yang tinggi dapat tercover secara berkala,” katanya.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lombok Utara mengenai penetapan status siaga darurat bencana kekeringan di Kabupaten Lombok Utara tahun 2024, BPBD telah menetapkan beberapa titik lokasi kekeringan yang perlu diintervensi.
”Dari lima kecamatan, ada empat kecamatan yang ditetapkan sebagai rawan kekeringan dengan 55 dusun yang membutuhkan suplai air bersih,” terangnya.
Diterangkan Zaldi, jumlah kekeringan tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Seperti di kecamatan Pemenang yang pada tahun sebelumnya tidak banyak mengalami kekeringan kini ada yang terdampak.
”Di Menggala itu kan tahun sebelumnya tidak masuk daftar titik kekeringan, tapi tahun ini terdampak,” ucapnya.
BPBD Lombok Utara mulai mensuplai air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan sejak bulan April 2024. Namun memasuki bulan Agustus dan September 2024 permintaan air bersih meningkat. (gii)