kicknews.today – Wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) masuk dalam zona merah rawan bencana, terlebih jika sudah memasuki musim penghujan. Namun, potensi bencana itu tidak diikuti dengan kesiapan logistik, seperti stok beras untuk bantuan penanganan bencana.
”Saat ini pengadaan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan tahun ini untuk beras sebanyak 5 ton,” ucap Sekdis Ketahanan Pangan Lobar, Khalid, Selasa (12/11).

Dikatakan Khalid, jumlah ini tidak akan cukup, menyusul besarnya potensi bencana yang terjadi di wilayah Lobar.
”Idealnya bantuan beras yang mestinya disiapkan untuk mengantisipasi bencana di Lobar setidaknya 10 ton. Sehingga Pemda tidak perlu pusing-pusing mencari bantuan dari tempat lain. Seperti bantuan beras 5 ton yang diberikan oleh Pemprov NTB, kepada nelayan yang terdampak banjir rob di wilayah Gerung belum lama ini,” terangnya.
Namun, lanjutnya, anggaran untuk penanganan dampak bencana kekeringan yang diberikan ke Dinas Ketahanan Pangan hanya sekadar saja. Pada APBD perubahan diberikan anggaran beberapa puluh juta saja untuk pengadaan beras yang jumlahnya sekitar 5 ton.
”Dengan beras 5 ton ini, hanya sebagian saja yang kemungkinan bisa disasar. Sementara fakta di lapangan, bahkan di musim kemarau ini, bencana kekeringan di Lobar pun kian meluas. Kekeringan ini secara menyeluruh,” katanya.
Sehingga dia menilai, jumlah 5 ton beras untuk penanganan bencana ini tentu saja tidak akan mencukupi. Terlebih dengan luas wilayah Lobar yang berjumlah 10 kecamatan.
”Kalau semuanya meminta bantuan, tentu kita akan kewalahan. Ditambah lagi tidak ada biaya untuk dropping. Anggaran yang diberikan murni untuk bantuan saja,” tutupnya. (gii)