kicknews.today – Gawe adat inan dowe akan digelar di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Gawe adat tersebut digelar untuk membumikan kembali kerajinan anyaman bambu yang hampir hilang di desa setempat.
Dulu, desa tersebut terkenal dengan desa pengrajin anyaman bambu. Sehingga untuk membangkitkan kembali semangat-semangat para ibu-ibu atau warga desa tersebut, maka digelar gawe inan dowe. Dengan harapan, Loyok kembali dikenal sebagai desa wisata anyaman bambu.
Sejak awal tahun 2000 an, anyaman bambu sudah jadi mata pencaharian sebagai besar warga setempat. Kemudian, lama kelamaan banyak pengrajin gulung tikar dan beralih jadi petani.
Kegiatan itu diinisiasi oleh organisasi Pemuda Pemerhati Budaya Desa Loyok (PPBDL). Mereka merasa prihatin karena tidak menutup kemungkinan lambat laun anyaman bambu ini akan punah. Sebab, sudah tidak ada lagi regenerasi penerus dari kerajinan yang sudah menjadi identitas warga Desa Loyok.
“Kami sebagai generasi penerus, merasa bertanggung jawab terkait anyaman bambu ini. Ini merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang, jadi harus dibumikan kembali lewat Gawe Adat Inan Dowe,” kata Ketua Panitia Lalu Arya Karma, Minggu (21/7/2024).
Dijelaskannya, kata Inan Dowe diambil dari Bahasa Sasak, Inan berarti Ibu, dan Dowe berarti kepunyaan. Sehingga dalam Bahasa Indonesia artinya bahwa Geben atau anyaman bambu ini merupakan kepunyaan ibu, atau nenek moyang orang Loyok. Maka dari itu dalam event ini akan dipamerkan proses pembuatan Geben dari awal sampai akhir.
“Jadi kami hanya ingin mempertegas, bahwa Geben ini memang aslinya dari Loyok, karena kami menemukan dibeberapa wilayah banyak yang mengklaim bahwa kerajinan tangan Geben ini punya mereka. Tentunya ini harus dipertegas, dan kami akan tampilkan ratusan Geben khas Loyok,” tegasnya.
Maka dari itu lanjutnya, dengan adanya event ini diharapkan mampu membangkitkan kembali gairah atau semangat para pengerajin anyaman bambu di Desa Loyok. Terutama para generasi penerus agar kerajinan khas Loyok akan terus terjaga.
“Event ini rencananya akan kami adakan mulai tanggal 24-25 Juli 2024, yang dipusatkan di lapangan Desa Loyok, semoga ini menjadi awal bangkitnya anyaman bambu Desa Loyok dan dapat menopang kembali perekonomian masyarakat,” harapnya.
Adapun tema dalam acara ini yakni “Topang Lotim Berkemajuan, Melalui Adat Budaya”, dan terkait prosesi dan konsepnya sudah jadi tinggal dijalankan, dan tentunya iapun sangat bangga melihat antusias para pemuda mensukseskan event ini, walaupun sempat molor dari rencana sebelumnya.
“Awalnya event ini diadakan pada bulan Juni, namun ada beberapa kendala teknis yang belum selesai sehingga terpaksa diundur bulan Juli,” pungkasnya. (cit)