kicknews.today – Ekspedisi rupiah Bank Indonesia di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menyasar lima pulau kecil yang jauh dari akses layanan perbankan. Ekspedisi akan menggunakan KRI Tongkol membawa fisik uang tunai untuk melayani penukaran uang pada lokasi tujuan sebesar Rp8,08 miliar.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat di NTB akan dimulai sejak tanggal 9-15 Juli 2024 dengan mengunjungi 5 pulau di NTB. Yakni, Pulau Moyo dan Pulau Medang (Kabupaten Sumbawa), Pulau Bajo Pulo dan Desa Pusu (Kabupaten Bima), dan Pulau Maringkik (Kabupaten Lombok Timur).

Pj Gubernur NTB Dr. Hassanudin, S.IP., M.M menghadiri kegiatan pelepasan Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) di Pelabuhan Gili Mas Lombok Barat, Selasa (9/7/24). “Tentunya menjadi harapan bagi seluruh masyarakat Indonesia, merasakan hal yang sama terkait peredaran rupiah yang layak,” ungkap PJ Gubernur NTB.
Selain itu kata Hassanudin, ini merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat untuk mengetahui manfaat uang dan bisa membedakan uang asli dan palsu.
“Harapan kita semua ini menjadi ketahanan ekonomi negara dan itu menjadi bukti kehadiran negara setiap jengkal wilayah Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Agus Susanto Pratomo Direktur Departemen Pengelolaan Uang menyampaikan, pengedaran dan penggunaan uang rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang.
Disebutkan, terdapat 3 tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau (17.499 pulau, berbatasan dengan 11 negara tetangga) dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi.
“Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan,” jelasnya.
Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut, maka BI selalu mengupayakan adanya perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI. Selain melalui 45 titik satuan kerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, BI juga bersinergi dengan semua elemen bangsa, seperti perbankan termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui operasi patroli pengamanan yang menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Sinergi Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut diperlukan sebagai salah satu upaya di tengah keterbatasan Bank Indonesia dalam melakukan pengedaran uang Rupiah, sehingga misi Bank Indonesia dalam menyediakan uang rupiah ke seluruh wilayah NKRI khususnya wilayah kepulauan 3T dapat tercapai.
“Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan rupiah,” ungkapnya.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat di NTB kata dia, merupakan penyelenggaraan kesembilan kalinya pada tahun 2024 ini, dengan mengunjungi 5 pulau. Tim akan membawa fisik uang tunai untuk melayani penukaran uang pada lokasi tujuan sebesar Rp8.085.000.000. Jumlah ini sedikit meningkat dari tahun lalu sebesar Rp8.040.000.000.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum. Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.
Penyaluran PSBI diantaranya berupa bantuan sarana pendukung di lingkup sekolah/pendidikan, lingkungan sosial dan kesehatan seperti laptop, printer, proyektor, genset, Al-Quran, alat kesehatan dan sembako kepada 22 penerima PSBI yang terdiri dari 17 sekolah dan 5 komunitas desa/pemuda. (jr)