Sebelum meninggal, Ketua KPPS di Bima sempat lari selamatkan 1 kotak suara saat kerusuhan pembakaran TPS

ketua KPPS 07 Desa Parado Rato, Syamsurijal.
ketua KPPS 07 Desa Parado Rato, Bima, Syamsurijal.

kicknews.today – Meninggalnya Syamsurijal, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 07 di Desa Parado Rato Kecamatan Parado Kabupaten Bima menyisakan cerita pilu. Pihak keluarga menyebutkan, pemuda 24 tahun itu mengalami trauma berat sebelum meninggal dunia.

“Almarhum merupakan keponakan saya,” ungkap Kepala Desa Parado Rato, M Saleh, Selasa (27/2/2024).

M Saleh mengaku tahu persis kejadian yang dialami Syamsurijal. Sebelum meninggal, dia sempat diancam menggunakan  senjata tajam oleh sejumlah warga yang hendak  membakar logistik Pemilu.

Melihat reaksi massa, Syamsurijal saat itu tidak bisa berbuat banyak. Ia bahkan takut membela diri. Demi menghindari reaksi massa, dia sempat berusaha kabur sambil membawa satu kotak surat suara yang sudah dihitung.

“Tidak lama kemudian, Syamsurijal jatuh tersungkur bersama kotak suara. Kondisinya langsung tidak sadarkan diri,” katanya.

Warga yang melihat kejadian tersebut lalu membawa korban ke rumah warga sekitar. Karena kondisinya memburuk, kemudian dia dilarikan ke Puskesmas Parado untuk mendapatkan perawatan medis.

“Setelah beberapa lama dirawat di Puskesmas, Syamsurijal terpaksa dirujuk ke RSUD Bima,” katanya.

Selama ditangani di rumah sakit, korban terlihat seperti orang yang merasa ketakutan. Bahkan terkadang dia sampai berteriak meminta dan memohon agar tidak diganggu saat diperiksa oleh dokter.

“Dia kaya orang ketakutan, selalu berteriak memohon agar tidak diganggu,” terangnya.

Sejak menjalani perawatan intensif beberapa hari di RSUD Bima, kondisi kesehatan korban semakin parah. Dia akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter pada Jumat sore (23/2/2024) kemarin sekitar pukul 18.30 Wita.

“Kami merasa terpukul meninggalnya almarhum, tapi sekarang kami sudah ikhlas,” katanya.

Humas RSUD Bima dr Akbar mengatakan sebelum meninggal dunia, korban sudah tiga hari dirawat intensif. Dari sebelumnya, sehari dirawat di klinik Asy Syafi.

“Jadi korban ini merupakan pasien rujuk,” katanya.

Menurut Akbar, pasien tiba di RSUD Bima sudah dalam kondisi tidak stabil dan langsung dilakukan pemeriksaan mendalam. Setelah diperiksa, ternyata ditemukan penyakit kronis yang sudah lama diderita.

“Kemudian ditambah dengan aktivitas berat saat bertugas menjadi anggota KPPS menyebabkan kondisi pasien semakin menurun,” tandasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI