Gegara hal sepele, ibu guru di Bima dilempar Kasek pakai kursi

Ilustrasi penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan

kicknews.today – Seorang ibu guru di SDN Inpres Tonda Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima bernama Rosdiana mendapat perlakuan kekerasan dari kepala sekolahnya inisial KH. Korban dilempar pakai kursi hingga mengenai kakinya.

Korban menceritakan kejadian yang dialaminya lewat unggahan video oleh salah satu akun Facebook. Video itupun viral hingga dibagikan berkali-kali.

Dalam video yang beredar, Rosdiana tampak menangis sambil menceritakan kronologi penganiayaan yang dialaminya ke salah satu anggota Kapolsek Madapangga.

Kapolsek Madapangga, Ipda Kader membenarkan peristiwa dugaan penganiayaan salah seorang ibu guru di SDN Inpres Tonda. Informasi sementara, awalnya korban bersama sejumlah guru lain duduk sambil membahas terkait guru yang tidak paham mengisi raport menggunakan laptop.

“Mereka bahas itu saat duduk bersama di ruangan perpustakaan sekolah Senin tadi,” katanya dihubungi Senin sore (19/2/2024).

Ketika itu, Rosdiana sempat menilai soal kebijakan Kepsek yang menempatkan warga dari Desa Rade Kecamatan Madapangga untuk mengisi raport peserta didik. Sementara di SDN Inpres Tonda telah disediakan petugas operator.

“Saat korban ngomong hal itu, didengar oleh Kepsek yang sedang masuk ruang perpustakaan,” terangnya.

Terduga pelaku yang tersinggung dengan omongan itu lantas melempar korban menggunakan kursi. Alhasil, korban yang tidak terima lalu bergegas melaporkan kasus yang dialaminya ke Mako Polsek Madapangga.

“Korban sendiri yang datang melapor,” jelas Kader.

Kader mengatakan, Penyidik Polsek telah diperintahkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap korban termasuk para saksi yang melihat kejadian. Berikut, dilanjutkan dengan agenda pemeriksaan terlapor.

Sementara itu, kasus ini menuai reaksi pihak keluarga yang merasa keberatan terhadap perbuatan terduga pelaku. Belum lama setelah kejadian berlangsung, mereka melakukan penyegelan SDN Inpres Tonda.

Dalam aksinya, mereka menuntut agar kepala SDN setempat dipecat dari jabatannya. Karena tindakannya tidak mencerminkan sebagai pemimpin yang baik di lembaga pendidikan.

“Sudah saya kerahkan Babinkamtibmas untuk negosiasi agar penyegelan sekolah dibuka,” pungkasnya. (jr) 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI