kicknews.today – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Utara (KLU) bergerak cepat dalam menangani permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan utama di wilayah Lombok Utara.
Langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap program 99 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati KLU yang baru dilantik, dengan salah satu fokus utamanya adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Sebagai langkah strategis, DLH mengoptimalkan peran Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) yang tersebar di setiap desa.
TPS 3R diharapkan menjadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah dengan sistem pemilahan, pengolahan, dan pemanfaatan kembali sampah secara lebih efektif.
“Dengan adanya anggaran operasional ini, kami yakin TPS 3R akan kembali berfungsi optimal, memilah sampah dengan lebih baik, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan,” ujar Kepala DLH KLU, Rusdianto, Senin (24/03/2025).
Sebelumnya, pengelolaan sampah di TPS 3R mengalami kendala akibat keterbatasan anggaran, yang menyebabkan proses pemilahan sampah terhambat. Namun, dengan dukungan anggaran yang memadai tahun ini, DLH optimis TPS 3R dapat beroperasi maksimal.
“Pendapatan dari hasil pemilahan sampah sebelumnya tidak mencukupi biaya operasional. Oleh karena itu, tahun ini kami menganggarkan dana agar alat-alat di TPS 3R bisa beroperasi dan tenaga kerja di sana mendapatkan gaji yang layak,” jelasnya.
Selain kendala anggaran, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi tantangan. Banyak tenaga pengelola TPS 3R yang beralih profesi ke pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Untuk mengatasi hal ini, DLH telah berkoordinasi dengan pihak desa guna menyiapkan tenaga pengelola baru.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak desa untuk mengganti tenaga kerja yang keluar. Desa yang berwenang menunjuk siapa yang akan bertugas di TPS 3R,” ungkapnya.
DLH juga memberikan pendampingan kepada para pengelola TPS 3R serta memberikan stimulan operasional agar sistem pengelolaan sampah berjalan lebih optimal.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah dan desa, diharapkan TPS 3R dapat terus berfungsi dengan baik dan menjadi solusi nyata dalam mengatasi persoalan sampah di Lombok Utara.
Tak hanya fokus pada permasalahan sampah di daratan, pengelolaan sampah di kawasan wisata seperti Gili Trawangan juga mendapat perhatian khusus.
Kepala UPTD Persampahan, Wiratmo, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan 24 tenaga kerja untuk mengoperasikan alat di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan. Saat ini, pengelolaan sampah di TPST Gili Trawangan sudah berjalan efektif.
“Kami juga terus berkolaborasi dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan para penggiat lingkungan di tiga Gili untuk mengatasi persoalan sampah,” ujarnya.
Namun, ia mengakui masih banyak kendala dalam mengurai residu sampah yang menumpuk di Gili Trawangan. Oleh karena itu, pihaknya terus memperjuangkan tambahan anggaran untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Kami sudah menyusun skema agar residu sampah dapat dipilah. Sampah organik akan diolah menjadi kompos dan batako, sementara sampah anorganik akan dikelola lebih lanjut,” pungkasnya.
Langkah cepat DLH KLU ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi permasalahan sampah serta mendukung terwujudnya lingkungan yang lebih bersih dan sehat di Lombok Utara. (gii-bii)