Inovator medis Unram siap revolusi diagnosa THT, Smart ENT tunggu izin edar

Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K), M.Kes. (Foto. kicknews.today/Anggi)

kicknews.today – Dunia kesehatan Indonesia segera kedatangan inovasi alat medis karya anak bangsa. Smart Endoscopy, teknologi endoskopi pintar pertama yang dikembangkan oleh tim Universitas Mataram (Unram) di bawah pimpinan Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K), M.Kes<!–/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_251101_113357_649.sdocx–>, kini berada pada tahap akhir proses perizinan sebelum resmi dipasarkan.

Prof. Hamsu mengungkapkan, proses pengurusan izin edar menjadi tahapan penting yang sedang dilalui agar alat kesehatan tersebut dapat diproduksi dan dijual secara legal di dalam negeri.

“Sedang kita urus izin edarnya. Untuk alat kesehatan bisa diperjualbelikan ada banyak syarat yang harus dilalui. Salah satunya izin cara pembuatan alat kesehatan yang baik dan itu sudah kita lalui,” jelasnya, Sabtu (01/11/2025).

Saat ini, Smart Endoscopy tengah menunggu penyelesaian izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Setelah kedua proses itu rampung, barulah produk dapat masuk ke e-catalog, platform wajib bagi pengadaan alat medis pemerintah.

“Kalau tidak masuk e-catalog agak susah, karena sekarang instansi pemerintah beli lewat sana. InsyaAllah tahun 2026 sudah bisa masuk e-catalog,” kata Prof. Hamsu.

Meski belum resmi beredar, minat terhadap Smart Endoscopy sudah sangat tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. Namun Prof. Hamsu menegaskan pihaknya memilih tetap menunggu izin lengkap demi keamanan dan kepastian hukum.

“Sebenarnya sudah banyak yang memesan, tapi kami belum berani mengirim sebelum dapat izin edar. Takutnya kalau ada sesuatu, kita bisa di-blacklist atau bahkan dituntut. Lebih baik setelah semua lengkap baru kita lepas ke pasaran,” tegasnya.

Prof. Hamsu menyebut kebutuhan alat endoskopi telinga, hidung, dan tenggorokan (ENT) di Indonesia saat ini mencapai 538 unit. Jika Smart Endoscopy mampu memenuhi separuhnya saja, nilai ekonomi yang ditawarkan sangat besar.

“Kalau bisa penuhi setengahnya saja itu sudah luar biasa. Pak Menteri menyampaikan harganya sekitar 4.000–6.000 USD, kalau dikali kurs rupiah itu sekitar Rp60–90 juta per unit,” ungkapnya.

Dengan produksi nasional, Smart Endoscopy diharapkan menjadi solusi kemandirian alat kesehatan Indonesia sekaligus meningkatkan akses layanan THT modern hingga ke daerah.

“Saat ini alat tinggal menunggu izin edar, dan setelah itu kita siap kirim ke seluruh Indonesia,” tutup Prof. Hamsu. (gii/*)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI