kicknews.today – Mahasiswa yang menamai diri Aliansi Mahasiswa Peduli kampus Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Nahdlatul Wathan (NW) Pancor, Lombok Timur seruduk kampus, Senin (7/1).
Aksi ini buntut dari permasalahan fasilitas kampus yang dinilai belum memadai.
Presiden Mahasiswa IAIH NW Pancor Zaeni Hasyari mengatakan bayaran iuran semesteran di IAIH berjumlah Rp 1,2 juta. Namun jika diperhatikan secara detail. Maka iuran tersebut jumlahnya semakin bertambah. Hal ini dinilai sebab mahasiswa tidak memperhatikan.
“Jika ada penambahan iuran semester, pihak Mahasiswa tidak pernah disosialisasikan oleh pihak kampus perihal kenaikan iuran itu,” keluhnya.
Selanjutnya, perihal tonggakan iuran semester yang masih banyak dilakukan oleh Mahasiswa, menurutnya itu merupakan dalih pihak kampus dalam mencegat aksi-aksi mahasiswa.
“Kita bisa lihat dari persyaratan ujian semester itu, nyatanya banyak mahasiswa yang ikut ujian semesteran. Artinya dari Mahasiswa sendiri sebetulnya sudah membayar iuran itu,” jelasnya.
Menurutnya Mahasiswa sudah membayar kewajibannya ke pihak kampus. Namun pihak kampus dinilai belum memberikan fasilitas yang memadai untuk mahasiswa.
“Kampus sendiri belum memberikan fasilitas yang memadai,” teganya.
Ia berharap tuntutan yang dilontarkan mahasiswa dapat di sampaikan ke pihak tertinggi yang ada di kampus IAIH NW Pancor.
“Kami berharap tuntutan kami dapat disampaikan ke pihak rektor,” harapnya.
Wakil rektor III IAIH NW Pancor, Ahyan mengatakan manajemen kampus berbenah mulai dari pelayanan akademik dan fasilitasi sarana prasarana kampus. Namun ketika mahasiswa menuding terus-terusan seperti ini dinilai menggangu konsentrasi manajemen dalam pembenahan.
“Ini adek-adek terus begini kadang mengganggu konsentrasi manajemen,” keluhnya.
Sisi lain, Ahyan mengaku banyak dari kalangan mahasiswa sampai dengan saat ini masih menunggak pembayaran iuran semester.
“Datanya memang banyak yang nunggak,” tambahnya.
Ia juga mengklaim biaya persemester di IAIH NW Pancor termasuk kategori kampus termurah Se- Lombok Timur. .
“Murah sekali, cuman 1,2 juta persemester. Bahkan termurah di Lombok Timur,” tutupnya. (Oni)
