kicknews.today – Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang sebelumnya merebak di China, kini dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Seluruh kasus yang dilaporkan sejauh ini melibatkan anak-anak. Meski belum dilaporkan ada kasus HMPV yang masuk di NTB, namun sebagai bentuk tanggung jawab bersama, masyarakat diminta untuk memahami kondisi ini secara bijak, tanpa menimbulkan kepanikan.
Prof. Dr. dr. Hamsu Kadriyan, Sp.THT-KL(K), M.Kes, seorang dokter spesialis THT dan Guru Besar di Universitas Mataram, memberikan penjelasan mengenai virus ini. “HMPV bukanlah virus baru. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 berupa virus untai tunggal dan sudah dikenal dalam dunia medis sejak lama. Gejalanya serupa dengan flu biasa, seperti batuk, pilek, dan demam. Namun, perlu perhatian khusus pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta individu dengan sistem imun lemah,” jelas Prof. Hamsu di Mataram Kamis (30/1/2025) .
Prof. Hamsu menambahkan bahwa meskipun virus ini tidak tergolong berbahaya untuk sebagian besar populasi, langkah pencegahan tetap menjadi prioritas. “Penularannya melalui droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan, memakai masker saat sakit, dan memastikan ventilasi yang baik di rumah menjadi sangat penting,” imbuhnya.
Untuk melindungi diri dan keluarga dari HMPV, langkah-langkah sederhana seperti mencuci tangan secara rutin, menghindari menyentuh wajah, dan menjaga kebersihan lingkungan perlu diterapkan. Orang tua juga diminta lebih peka terhadap gejala seperti batuk, pilek, demam, sesak napas, dan hilang nafsu makan pada anak-anak.
Seperti disampaikan sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, telah memberikan pernyataan terkait situasi ini. Beliau memastikan bahwa HMPV bukanlah ancaman besar seperti COVID-19. “HMPV sudah lama ada di Indonesia. Data dari beberapa laboratorium menunjukkan adanya kasus, terutama pada anak-anak. Virus ini berbeda dengan COVID-19 karena sifatnya lebih ringan dan tidak menyebabkan dampak global yang signifikan,” ujar Menkes dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1).
Menkes mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada. Dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker, virus ini dapat diatasi dengan baik.
Prof. Hamsu juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara Universitas Mataram, pemerintah daerah, dan layanan kesehatan dalam menghadapi virus ini. “Sebagai institusi pendidikan tinggi, Universitas Mataram memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Kami akan berupaya mengedukasi masyarakat, melakukan penelitian terkait pencegahan, dan mendorong sinergi lintas sektor untuk memastikan penanganan yang efektif,” ujarnya.
HMPV adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas atau bawah. Kelompok usia berisiko, seperti balita, lansia, serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, perlu mendapatkan perhatian ekstra. Faktor risiko lain mencakup mereka dengan penyakit paru kronis atau kondisi medis tertentu seperti diabetes dan HIV.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan menjalankan langkah-langkah pencegahan. Dengan disiplin menjaga pola hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan, penyebaran HMPV dapat dikendalikan. Universitas Mataram bersama pemerintah daerah akan mendorong upaya ini melalui edukasi, penelitian, dan kolaborasi lintas sektor. (red.)