kicknews.today – Isu hosting fee belum dibayarkan dan mahalnya akomodasi seperti hotel disebut menjadi kendala penjualan tiket MotoGP Mandalika tahun 2024 ini. Meski begitu, okupansi hotel di sekitar Mandalika jelang perhelatan balapan motor internasional pada 27-29 September nanti nyatanya sudah menyentuh 90 persen.
Sekretaris Mandalika Hotel Asosiasi (MHA), Rate Wijaya menepis sangkaan pihak penyelenggara MotoGP Mandalika yang menganggap bahwa sepinya calon penonton lantaran mahalnya akomodasi.
“Tidak ada hubungannya akomodasi mahal dengan penonton MotoGP. Kita sudah punya pasar sendiri. Yang resek ini orang-orang ITDC. Toh juga penonton MotoGP dominan orang Lombok juga kan, katanya, Kamis (12/09/2024).
Rate menegaskan, dalam beberapa kali perhelatan MotoGP penonton didominasi oleh masyarakat NTB, sehingga apa yang disebut oleh ITDC terkait dengan mahalnya akomodasi tidak terpengaruh.
“Yang nonton MotoGP kan orang Lombok. Emang mereka nginep di Hotel. Nggak kan?” tegasnya.
Dikatakan Rate, pengusaha hotel juga memiliki pasar tersendiri sehingga pihaknya juga sudah maklum dengan kebijakan yang diambil oleh pengusaha hotel.
“Kami menaikan harga tidak hanya saat MotoGP saja, di hari-hari libur seperti Natal dan Tahun Baru serta beberapa momentum lainnya juga kita naikan. Hukum pasar itu supply and demand-nya kan disesuaikan,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, pihak penyelenggara MotoGP Mandalika jangan mencari kambing hitam karena penjualan tiket tak seberapa, terlebih dibandingkan dengan penyelenggaraan MotoGP di negara lain.
Kendati demikian, hotel-hotel di kawasan Mandalika sudah di booking oleh rider dan official sehingga pihaknya menganggap bahwa itu hanya alasan penyelenggara event saja.
“Hotel di Mandalika selalu ramai kok meski tidak ada motoGP,” tutupnya. (gii)