kicknews.today – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) segera membentuk tim rescue di Gunung Rinjani. Pembentukan dan pelatihan tim rescue ini akan bekerja sama dengan pihak Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Dengan melibatkan penduduk lokal setempat. Sebagai upaya memperbaiki sistem pendakian di Gunung Rinjani.
Ketua Umum Pengprov FPTI DKI Jakarta yang juga pendiri Brand Consina, Dyson Toba menyampaikan bahwa pihaknya diminta oleh Gubernur NTB Dr H Lalu Muhamad Iqbal untuk membentuk tim rescue yang nantinya diisi oleh penduduk lokal. Selain penduduk lokal, tim rescue ini nantinya akan diisi oleh para porter, guide, serta relawan. Mereka nantinya akan diberikan pelatihan yang bersertifikasi.

”Arahan Pak Gubernur bahwa akan kita bentuk tim rescue dari warga lingkar Rinjani. Mulai dari porter, guide, dan relawan yang ada,” katanya di Mataram.
Tim rescue ini nantinya akan di bina langsung oleh FTPI dan Bersertifikasi internasional.
”Semua di bawah FTPI karena kita memiliki bidang dan FTPI juga berada di bawah Union Internationale des Associations d’Alpinisme (UIAA). Kami akan mengacu ke situ agar rim rescue di Rinjani memiliki sertifikat internasional,” ujar Dyson.
Lebih lanjut Dyson mengatakan tim rescue yang bakal dibentuk ini, merupakan kesatuan yang berada di luar tim Search and Rescue (SAR). Meski begitu, koordinasi akan tetap dilakukan dengan pihak pihak terkait termasuk tim SAR. Karena tujuan di bentuk tim ini adalah untuk sama-sama membantu tugas tim SAR ketika ada insiden yang terjadi di gunung rinjani.
Senada dengan Dyson, pendiri FPTI dan Vertikal Rescue Indonesia, Haris Sulistianto menjelaskan, Tim yang dibentuk ini bukan untuk menggantikan fungsi SAR, tetapi bertugas sebagai respons awal sebelum SAR hadir di lokasi kejadian, pelatihan ini akan berlangsung selama 10 hari, Yang berjumlah 30 orang dengan pelatihan tahap pertama diikuti sebanyak 12 orang.
”Jadi kita bukan buat Basarnas swasta. Tapi kita membantu sifatnya. Karena tugas Basarnas sudah berat ngurusi semua musibah kecelakaan di Indonesia. Jadi sebelum SAR datang kita sudah lebih awal, makanya kenapa itu anggotanya harus orang Rinjani, supaya mereka lebih dulu datang memberikan bantuan,” ucapnya.
Lebih lanjut Menurutnya, secara geografis Gunung Rinjani memiliki jalur yang tidak mudah, sehingga dibutuhkan keterampilan dan keahlian khusus untuk bisa mendaki, sehingga diperlukan pemasangan tali-tali pengaman di setiap titik pendakian. Hal ini untuk mempermudah upaya penyelamatan cepat. Selain itu juga harus dibuatkan rambu-rambu yang jelas, Hari menyebut hal ini menjadi tugas penting untuk dikerjakan bersama.
“Nah, sekarang tali-tali akan di pull (tarik) ke tingkat atas sampai di pos-pos itu akan ada tali. Jadi kalau terjadi kecelakaan, maka kita ambil tali itu dari atas ke bawah. Jadi akan pakai sistem itu,” tuturnya.
Pemprov NTB juga mengusulkan ke Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) untuk dibangun pos rescue bagi Tim SAR di daerah rawan seperti Pelawangan dan Torean yang disebut sering terjadi kecelakaan.
Sementara itu Kepala Diskominfotik NTB, Yusron Hadi mengatakan, berkaitan dengan usulan itu, Gubernur akan berkoordinasi dengan Menteri Kehutanan untuk meminta bantuan berupa peralatan yang dibutuhkan pos rescue nantinya.
“Bantuan peralatan yang mungkin nanti bisa dihibahkan ke pemerintah daerah. Supaya untuk mengisi pos rescue tadi. Yang mungkin bisa saja dibangun nanti dari bantuan Kementerian Kehutanan di daerah Pelawangan, katanya.
Selain membentuk tim penyelamat, Pemprov juga akan memperbaiki identitas atau citra ke Gunung Rinjani. Karena selama ini, dalam promosi-promosi terkait Rinjani dipasarkan sebagai tempat tracking atau tempat jalan kaki bukan sebagai tempat mountaineering atau pendakian gunung.
”Nah terkait ‘branding’ kita akan perbaiki. Karena naik Rinjani ini bukan seperti naik di bukit-bukit seperti di dalam serial Teletubbies. Tapi pendakian yang membutuhkan keterampilan, keahlian, dan fisik yang prima,” tegas Yusron Hadi.
Ia menyebut, pembangunan tim serta pos rescue tersebut merupakan wujud kepedulian Pemprov NTB terhadap wisata Gunung Rinjani. (wii)