Peserta dari 46 negara ramaikan Rinjani 100

Rinjani 100

kicknews.today – Ajang lari lintas alam internasional Rinjani 100 kembali digelar untuk kali ke-13, siap menguji batas ketahanan fisik dan mental para pelari pada 16 hingga 18 Mei 2025. Mengusung tema “Rinjani100 Marvelous Trail”, kompetisi ini tidak hanya menyajikan jalur-jalur klasik yang menantang, tetapi juga memperkenalkan kategori baru yang ekstrem, yakni 162 kilometer dengan batas waktu tempuh 55 jam.

Direktur Event Rinjani 100, Dian Er Sukmana katakan, edisi event tahun ini menawarkan variasi rute yang lebih beragam, mengakomodasi berbagai tingkatan kemampuan pelari.

”Kombinasi antara rute klasik 27 kilometer, 36 kilometer, dan—yang mungkin terlewatkan sebelumnya—rute Senaru sepanjang 60 kilometer dan 100 kilometer (Senaru ke Puncak), serta jalur tersulit yang pernah ada, 162 kilometer Rinjani dengan batas waktu baru 55 jam,” ungkapnya pada Selasa (6/5/25).

Ia bahkan melontarkan pernyataan bahwa Rinjani 162 kilometer mungkin merupakan salah satu lomba 100 mil terberat di dunia, ia menegaskan, keselamatan para pelari tetap menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan ajang ini.

”Persiapkan diri anda untuk melangkah di jalur dengan skenario terbaik kami, puncak Gunung Rinjani. Namun, apabila kami harus mengubah rute, hal itu semata-mata demi alasan keselamatan. Seperti pepatah mengatakan, ‘Mencapai puncak adalah pilihan. Turun dengan selamat adalah kewajiban,” tegasnya. 

Penyelenggaraan Rinjani 100 tahun ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Hal ini bahwa Bupati Lombok Timur berkenan mendukung penyelenggaraan, terutama secara operasional di wilayah Lombok Timur, membantu dalam berbagai proses. Keterlibatan pemerintah daerah diharapkan dapat mempermudah kelancaran acara, terutama di tingkat lapangan. Dian juga menyinggung persiapan matang yang telah dilakukan oleh pihaknya.

”Sebenarnya di Sembalun, kami sudah mempersiapkan kebutuhan operasional. Kami membenahi fondasi di area lomba terlebih dahulu. Selain itu, hal lain seperti supporting system dengan harapan persiapan, perencanaan, dan mitigasi risiko yang kami upayakan dapat diimplementasikan dengan baik,” tambahnya.

Ajang Rinjani 100 edisi ke-13 ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari komunitas lari internasional.

”Terakhir tercatat 1.116 peserta dari 40 negara. Negara dengan jumlah peserta terbanyak dari Asia adalah Malaysia, Singapura, dan Cina. Sementara dari Eropa, Prancis mendominasi,” ungkap Dian mengenai data partisipasi.

Terdapat lima kategori yang diperlombakan, mulai dari 27 kilometer, 36 kilometer, 60 kilometer, 100 kilometer, hingga yang terpanjang dan terberat, 162 kilometer. Dian menyoroti potensi pemecahan rekor di kategori 162 kilometer. 

”Ada peserta dari Nepal, bernama Serpa. Baru-baru ini, ia memecahkan rekor lari 160 kilometer di negaranya dengan catatan waktu 44 jam. Kami berharap ia kembali hadir dan mampu memecahkan rekor di kategori 162 kilometer,” ujarnya.

Mengenai penyesuaian rute, Dian menjelaskan bahwa pihaknya melakukan adaptasi untuk meminimalisasi potensi risiko.

”Secara umum, tidak ada perbedaan signifikan dari tahun sebelumnya. Hanya ada beberapa pembaruan rute terkait kondisi jalur. Beberapa kategori mengalami perubahan, seperti kategori yang semula 126 kilometer diubah menjadi 27 kilometer dan 36 kilometer dengan rute Sembalun-puncak kembali lagi ke Sembalun. Sementara kategori 60 dan 100 kilometer tetap dengan rute Senaru-puncak dan finis di Sembalun,” tuturnya.

Lebih lanjut, Dian mengungkapkan bahwa kategori 162 kilometer dan 36 kilometer menjadi favorit peserta. Terutama kategori 36 kilometer yang mendapatkan perhatian lebih karena jumlah pesertanya yang lebih banyak dibandingkan kategori lainnya. Batas waktu tempuh untuk setiap kategori telah ditetapkan, mulai dari 9 jam untuk 27 kilometer hingga 55 jam untuk 162 kilometer. Dian juga menjelaskan mengenai kualifikasi peserta untuk kategori tertentu. 

”Kualifikasi didasarkan pada pengalaman peserta mengikuti lomba dengan jarak tertentu sehingga mereka dapat masuk ke level yang sesuai. Proses ini dilakukan melalui registrasi daring,” imbuhnya.

”Jadi, kami memeriksa kelengkapan data mereka. Jika mereka memenuhi persyaratan, baru kemudian kami kunci pendaftaran mereka. Sebaliknya, meskipun memiliki dana, jika tidak memenuhi kualifikasi, mereka tidak dapat berpartisipasi. Ini berbeda dengan pendaftaran lomba-lomba lain yang umumnya mengutamakan pembayaran terlebih dahulu,” paparnya.

Dian berharap ajang Rinjani 100K tidak hanya menjadi kompetisi olahraga semata, tetapi juga memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata Lombok.

”Dukungan promosi sangat dibutuhkan. Sebenarnya, promosi yang ada sudah cukup gencar, dengan berbagai materi publikasi. Harapannya, acara tahunan ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisata,” pungkas nya. (cit)

 

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI