Destana Beriklim dicanangkan di Lombok Utara, program penguatan desa dalam menghadapi bencana

Pemda Lombok Utara saat menandatangani kerjasama Desa Tangguh Bencana. (Foto. kicknews.today/Anggi)

kicknews.today – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan desa terhadap bencana. Kali ini, KLU menggandeng Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) NTB melalui program bertajuk Siaga Penguatan Tata Kelola Kemitraan Inklusif untuk Desa Tangguh Bencana Berketahanan Iklim atau disingkat Destana Beriklim.

 

Kerja sama ini bukan hal baru, melainkan kelanjutan dari proses pendampingan yang telah dilakukan sejak tahun 2022. Memasuki fase ketiga, program Destana Beriklim kini difokuskan pada penguatan kapasitas desa dalam menghadapi berbagai ancaman bencana, baik bencana geologis maupun hidrometeorologis.

 

Fase ini akan berlangsung selama 18 bulan ke depan dengan target utama peningkatan kapasitas pemerintah desa dan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana.

 

“Bagaimana Lombok Utara ini menjadi salah satu wilayah yang tanggap bencana. Di tingkat desa, masyarakat diberikan advokasi dan penyadaran agar lembaga-lembaga desa serta warga memiliki kesiapan menghadapi potensi bencana,” ujar Asisten I Setda KLU, Atmaja Gumbara, saat peluncuran program, Rabu (18/06/2025).

 

Tiga desa di Kecamatan Bayan telah ditetapkan sebagai desa percontohan, yakni Desa Andalan, Desa Asri, dan Desa Akar-Akar. Menurut Atmaja, desa-desa ini akan menjadi model awal yang akan direplikasi ke seluruh wilayah jika implementasi dinilai berhasil.

 

“Harapannya semua desa nantinya bisa mengikuti. Jika desa percontohan berhasil, maka akan kami dorong desa lain mengadopsi model Destana Beriklim ini,” katanya.

 

Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (DP2KBPMD) KLU, Mala Siswadi turut menegaskan pentingnya panduan teknis dan operasional dalam pelaksanaan program ini.

 

“Nantinya akan disusun SOP (Standard Operating Procedure) sebagai panduan resmi bagi desa dalam menghadapi risiko bencana. Ini penting agar tidak ada tafsir kebijakan yang berbeda-beda dalam penanganan,” jelasnya.

 

Mala juga menggarisbawahi bahwa tantangan bencana di KLU kini semakin kompleks. Tidak hanya gempa bumi, tetapi juga ancaman kekeringan, banjir, hingga krisis air bersih dan bahan makanan yang kerap terjadi tiap tahun.

 

“Kesiapan desa dalam menghadapi kekurangan air dan bahan makanan kini jadi perhatian utama. Karena itu, edukasi ke masyarakat harus dilakukan secara cepat dan masif,” pungkasnya.

 

Melalui kerja sama strategis ini, Pemkab KLU dan KONSEPSI NTB berharap dapat menciptakan desa-desa yang lebih siap, tangguh, dan responsif dalam menghadapi berbagai ancaman bencana, sejalan dengan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin nyata. (gii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI