Angka stunting di Lombok Utara menurun, lampaui target nasional

Ilustrasi Stunting. (Poto Pixabay)

kicknews.today – Kabupaten Lombok Utara (KLU) berhasil menekan angka prevalensi stunting hingga 13,57 persen per Agustus 2025. Capaian ini berada di bawah target nasional sebesar 14 persen, menjadi bukti keberhasilan pemerintah daerah dalam mempercepat penurunan stunting secara terukur.

Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) KLU, dr. Lalu Baharudin, menyebutkan keberhasilan tersebut merupakan hasil sinergi berbagai pihak melalui program intervensi kesehatan dan gizi yang berkelanjutan.

“Penurunan ini adalah buah dari kerja kolektif dan intervensi lintas sektor yang konsisten. Artinya posisi kita sudah bagus dan menunjukkan tren penurunan yang konsisten,” ujarnya, Senin (03/11/2025).

Meski demikian, data internal Dikes KLU berbeda dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang mencatat angka stunting KLU sebesar 35,2 persen. Baharudin menegaskan perbedaan data tersebut akan disinkronkan dengan pemerintah pusat.

“Perbedaan angka ini akan menjadi bahan untuk sinkronisasi dan penyamaan persepsi data antara daerah dan pusat. Namun, yang terpenting, intervensi kita berdampak positif,” katanya.

Dikes KLU mencatat, faktor utama penyebab stunting di wilayahnya masih terkait pola asuh dan pemenuhan gizi keluarga. Kecamatan Senaru masih menjadi wilayah dengan angka stunting tertinggi sekitar 20 persen, sementara Kecamatan Bayan menunjukkan progres baik dengan penurunan hingga 13 persen.

Untuk mempercepat penurunan, pemerintah daerah memprioritaskan penguatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi kelompok rentan seperti balita, bayi, dan ibu hamil.

“Kami ingin memastikan makanan bergizi di program MBG ini benar-benar layak konsumsi dan memenuhi standar kesehatan. Fokusnya tidak hanya untuk anak sekolah, tapi juga untuk ibu hamil dan bayi,” tegasnya.

Sebagai bentuk pengawasan kualitas, Dinkes KLU mewajibkan seluruh dapur penyelenggara MBG memiliki sertifikat Sanitasi, Lingkungan, Higiene, dan Sanitasi (SLHS). Dari total 11 dapur, 10 telah mengajukan sertifikasi. Setelah sertifikasi diterbitkan, Puskesmas akan melakukan kontrol bulanan.

“Semua aspek kami nilai, mulai dari kebersihan dapur, pengelolaan limbah, kesehatan petugas, hingga kecukupan gizi makanan. Kami siap membantu lewat edukasi dan pelatihan,” jelasnya.

Baharudin optimistis angka stunting di Lombok Utara akan terus menurun dengan penguatan pengawasan, peningkatan kualitas program, dan keterlibatan masyarakat.

“Kami juga optimistis angka stunting di KLU akan terus menurun,” tutupnya. (gii/*)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI