kicknews.today – Meski telah aktif selama dua tahun menggerakkan budaya literasi Desa Waringin Kecamatan Suralaga, Lombok Timur keberadaan Sanggar Baca Abhinaya belum mendapat perhatian yang layak dari pemerintah desa (Pemdes).
Sanggar yang digerakkan oleh delapan pemuda dan pemudi Desa Waringin ini secara konsisten mengajak anak-anak TK, SD, dan SMP untuk membaca buku, baik melalui kunjungan ke sekolah maupun kegiatan di sanggar mereka. Namun hingga kini, mereka menjalankan aktivitas di Desa Waringin tersebut secara swadaya tanpa dukungan fasilitas maupun anggaran dari pemerintah.
Salah satu penggerak Sanggar Baca Abhinaya, Abdul Goni mengungkapkan harapannya agar pihak pemerintah bisa lebih peduli terhadap gerakan literasi yang sedang mereka jalankan.
“Kami sudah berjalan dua tahun. Anak-anak antusias membaca, tapi dari sisi fasilitas dan dukungan masih sangat terbatas. Kami berharap Pemdes dan Pemda bisa melihat ini sebagai gerakan penting bagi masa depan generasi muda,” ungkap pada Senin (14/7/2025).
Kebijakan sanggar yang melarang anak-anak membawa telepon genggam saat membaca juga menjadi nilai lebih, karena dinilai mampu menciptakan ruang belajar yang fokus dan kondusif.
Sayangnya, meskipun telah memberikan kontribusi nyata di bidang pendidikan nonformal, program Sanggar Baca Abhinaya belum mendapat dukungan dalam bentuk sarana, prasarana, maupun pendanaan dari instansi terkait. Warga sekitar menilai keberadaan sanggar ini sangat membantu anak-anak dalam mengakses bacaan yang berkualitas.
Mereka berharap pemerintah segera turun tangan memberikan bantuan agar kegiatan ini bisa terus berkembang.
”Kalau bukan pemerintah yang mendukung, siapa lagi? Anak-anak butuh ruang seperti ini untuk tumbuh dengan minat baca yang tinggi,” ujar salah satu orang tua murid.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah Desa Waringin Asikin maupun Pemkab Lombok Timur terkait keluhan dan harapan dari relawan Sanggar Baca Abhinaya. (cit)
