kicknews.today – Memasuki bulan September 2023 dan dampak El-nino mengakibatkan produksi gabah petani di Nusa Tenggara Barat (NTB) menurun drastis. Hal ini menyebabkan harga beras di pasaran mengalami kenaikan hingga Rp12 ribu untuk kualitas medium dan Rp14 ribu kualitas premium.
Untuk stabilkan harga beras, Perum Bulog Kanwil NTB terus melakukan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), terutama terhadap komoditi beras kualitas medium.

Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, David Susanto menyampaikan, Bulog NTB bekerjasama dengan pengecer beras di setiap pasar untuk stabilkan harga beras. Pengecer-pengecer tersebut didroping beras sekitar 1 ton sekali droping. Dalam seminggu Bulog menyalurkan 2 sampai 3 dengan jumlah pengecer tiap pasar antara 16 hingga 21.
“Pada prinsipnya di seluruh pasar tersedia beras dan masyarakat tidak kesulitan membeli beras. Artinya pasokan lancar dan aman tersedia. Masalah harga naik adalah hal yang wajar karena memang bukan musim panen raya dan panen berkurang,” jelas David, Sabtu (9/9).
SPHP yang digelontorkan Perum Bulog NTB sehari di kabupaten/kota se NTB lanjut David, sampai dengan 100 ton per hari. Sementara stok yang dimiliki Perum Bulog NTB saat ini sejumlah 38 ribu ton setara beras dan aman sampai dengan musim panen tahun depan.
“Pasar Kebon Roek terdapat 20 pengecer dan didroping hari ini (Sabtu) 20 ton beras kualitas medium yang wajib dijual maksimal HET Rp10.900 per kg,” katanya.
David menyarankan, masyarakat langsung dapat membeli beras SPHP ini ke pasar-pasar seperti Pasar Mandalika, Pasar Kebon Roek, Pasar Pagesangan, Pasar Sindu, Pasar ACC, Pasar Gerung, Pasar Renteng, Pasar Narmada, Pasar Sayang-Sayang, Pasar Gunung Sari dan pasar-pasar lain di kabupaten/kota Lombok Timur sampai Bima juga sudah ada dan otlet-otlet RPK yang sudah ditunjuk oleh Perum Bulog NTB. (jr)