kicknews.today – Burung Kecial Kuning Lombok merupakan salah satu jenis burung yang kini sudah memiliki kelas untuk dilombakan. Burung jenis pleci ini dikenal karena suaranya yang nyaring dan merdu meski bertubuh mungil.
Di Lombok burung kecial kuning termasuk burung favorit untuk dipelihara dan memiliki tempat sendiri dalam lomba-lomba berbagai tingkatan. Sebagai burung peliharaan, burung kecial kuning tidak bisa dianggap mudah untuk dirawat. Ketekunan menjadi kunci utama agar menghasilkan burung bekualitas. Apalagi untuk menjadikan burung kecial kuning juara dalam lomba-lomba kicau.
Kondisi tubuh dan mental burung kecial kuning adalah prioritas nomor satu saat berada di arena lomba. Karena burung kecial yang sudah bersuara (burung jadi – red) belum tentu mampu bersaing dengan semua lawannya di arena.
Begitupun sebaliknya, burung kecial kuning yang setengah jadi (masih pemula) bisa bersaing dan mengalahkan semua lawannya jika mentalnya lebih kuat dari mental burung yang sudah jadi tersebut.
Burung kecial kuning yang kerap kali jadi juara di berbagai daerah seperti di Lombok misalnya, biasanya langsung berdampak besar pada segi kualitas dan harganya, apalagi sering menjuarai di berbagai kejuaraan akan mengalami kenaikan harga yang fantastis.
Sehingga, bisa diartikan bahwa mental burung kecial kuning, kondisi tubuh dan kicauan, harus seimbang jika hendak membawa burung kecial kuning ke arena perlombaan burung kicau.
Seperti yang dilakoni Mamiq Mudhar (47 th) asal Montong Are Kediri yang memiliki 12 burung kecial kuning, dirinya mengaku mengasah mental burung kecialnya dengan selalu membawa dan menggantangnya di jalan umum.
“Saya selalu menggembala burung kecial kuning ini di pinggir jalan setiap sore jam 15.30 sampai menjelang magrib, supaya dia terbiasa dengan suara-suara yang bising,” jelas Mudhar
Selain itu kata Mudhar, pakannan untuk burung kecial kuning supaya tetap dalam kondisi bagus juga menjadi prioritas utama.
“Minumannya boleh gunakan air hangat atau air biasa. Jangan pakai air dingin. Itu harus sering diganti. Saya sendiri mengganti minumannya 3 kali sehari, terus makanannya seperti puntiq sabo (pisang kepok) biasanya saya ganti 2 hari sekali,” jelas dia.
Begitu juga dengan Muzak (50 th) asal Gersik Lombok Barat yang hobi dalam melombakan burung kecialnya, mengaku selama tahun 2022 lalu burung kecial miliknya sudah 28 kali mendapatkan juara.
Kata dia, perawatan yang diberikan kepada burung kecialnya sangat khusus, bukan karena harganya yang mahal namun menurutnya lebih pada bagaimana cara memperlakukan burung kecial kuning itu sendiri.
“Kalau masalah mahal tidak juga, tapi kalau bagi saya pribadi kecial kuning sudah menjadi anak asuh sendiri,” katanya.
Dia mengaku kalau 3 hari sebelum lomba, dia memberikan kecial kuningnya setiap malam belalang kecil sebanyak 5 ekor dan memberikan madu sebagai minumnya.
“Dan juga tiap sore 3 hari berturut-turut itu tempelkan burung kecial lomba dengan burung kecial betina (di sangkar yang berbeda),” beber Muzak.
Kegiatan rutin tersebut dilakukanya sebelum lomba untuk menambah agresifnya di dalam arena lomba nantinya. (ys)