Penyakit TBC masih menghantui NTB

Plh Kepala Dinas Kesehatan NTB Tuti Herawati (foto ist)

kicknews.today – Temuan kasus Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tinggi. Dinas Kesehatan NTB mencatat sebanyak 4.429 kasus sejak Januari hingga Mei 2025. .

Plh Kepala Dinas Kesehatan NTB Tuti Herawati saat di konfirmasi menyebutkan, organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization dalam Global TB Report 2023 menyatakan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Indonesia sendiri berada pada posisi kedua dengan jumlah beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India.

Dimana Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB yang dirilis pada 18 Februari 2025, jumlah kasus TBC pada 2024 sebanyak 11.273 kasus. Dari jumlah penemuan kasus tersebut, angka keberhasilan pengobatan penyakit TBC di NTB sebesar 88,4 persen.

”Kita untuk treatment coverage-nya itu sudah di angka 58 persen. Artinya, treatment coverage itu adalah kasus TBC yang didapat dan dilakukan treatment, diobati. Itu kasus yang ditemukan baru 58 persen,” Ungkap Tuti. 

Kemudian Berdasarkan data tahun 2024, ada lima kabupaten/kota dengan penemuan kasus TBC terbanyak di NTB. Antara lain Lombok Timur sebanyak 2.394 kasus, Kota Mataram 2.036 kasus, Lombok Barat 1.650 kasus, Lombok Tengah 1.434 kasus, dan Sumbawa 1.081 kasus. Sedangkan kabupaten/kota lainnya, seperti Bima 967 kasus, Dompu 646 kasus, Sumbawa Barat 383 kasus, Kota Bima 354 kasus dan Lombok Utara 328 kasus.

Sementara keberhasilan pengobatan TBC di kabupaten/kota bervariasi antara 78,6 persen sampai 97,1 persen. 

Dengan rincian Lombok Barat 93,2 persen, Lombok Tengah 90,4 persen, Lombok Timur 90,3 persen, Sumbawa 78,6 persen, Dompu 95 persen, Bima 85,7 persen, Sumbawa Barat 96,5 persen, Lombok Utara 89,7 persen, Kota Mataram 81,5 persen, dan Kota Bima 97,1 persen. 

Lebih lanjut Tuti menjelaskan, Untuk memperbanyak penemuan kasus TBC ini, pihaknya melakukan skrining dan tracing ke keluarga dan lingkungan pasien TBC. Apalagi dengan adanya program cek kesehatan gratis, yang menjadi salah satu instrumen yang digunakan untuk mendeteksi penyakit menular dan penyakit tidak menular di masyarakat.

”Dengan cek kesehatan gratis itu harapannya bisa tercover penemuan kasus TBC, dari gejala, edukasi dan penanganan. Harapan kita dengan program cek kesehatan gratis ini memperkuat kinerja program untuk mendapatkan kasus TBC,” terangnya.

Kementerian Kesehatan menekankan empat langkah penting untuk menghentikan penularan TBC di anatarnya, menemukan pasien, memastikan segera minum obat, menyelesaikan pengobatan, dan memberikan terapi pencegahan bagi kontak erat.

TBC bisa disembuhkan asalkan pasien rutin meminum obat yang diberikan. Namun fakta di lapangan banyak yang putus pengobatan karena menganggap sepele, malas berobat, dan tidak disiplin kontrol ke fasilitas kesehatan. Masyarakat di harapkan lebih peduli terhadap kondisi kesehatannya jika mengalami penyakit TBC agar tidak menular ke orang orang di sekitarnya. (wii) 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI