kicknews.today – Pemprov NTB buka suara terkait qoriah asal Lombok Timur, Ustadzah Yuni Wulandari yang ngaku ditelantarkan di Malaysia. Sebelumnya, Ustadzah Yuni Wulandari menjadi wakil Indonesia sekaligus meraih juara 3 di MTQ Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia juga mengaku kesulitan biaya.
Karo Kesra Setda Provinsi NTB, Drs. H. Sahnan, MPd mengatakan, keberangkatan ustadzah Yuni Wulandari tidak terikat dengan pemerintah. Sebab, undangan dari pemerintah Malaysia atau penyelenggara MTQ, langsung kepada pribadi Ustadzah Yuni Wulandari. Bukan kepada Pemerintah RI atau Kepada Pemda NTB maupun Pemda Lombok Timur.
“Jadi undangan itu tidak tertuju pada pemerintah, tapi pada peserta (Ustadzah Yuni) langsung,” kata H Sahnan sembari menunjukkan surat resmi dari penyelenggara MTQ Internasional di Malaysia, Rabu (2/11).
Soal kesulitan biaya jelas H Sahnan, Pemda NTB melalui Biro Kesra bekerja berdasarkan program kegiatan yang sudah disusun. Termasuk masalah penganggaran seperti MTQ Tingkat Provinsi atau Tingkat Nasional. Sedangkan kegiatan MTQ Internasional belum diprogramkan dan tidak dianggarkan oleh Pemda atau Biro Kesra.
“Jika tidak ada anggaran, yah tidak harus diikuti MTQ Internasional tersebut,” tegas H Sahnan.
Sejatinya, Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan selamat atas prestasi yang diraih Ustadzah Yuni Wulandari sebagai Juara 3 MTQ Internasional di Malaysia. Pemprov NTB akan memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih tersebut.
Sementara, Ustadzah Yuni Wulandari yang dihubungi membantah kalau dirinya ditelantarkan di Malaysia. “Mungkin ini miskomunikasi saja,” katanya.
Dia mengaku, memang ia berangkat sendiri tanpa pendamping ke Malaysia, karena tiketnya ditanggung oleh penyelenggara khusus peserta.
“Pihak Kementerian Agama RI bukan tidak peduli, tapi memang mereka lagi sibuk dengan MTQ Nasional di Banjarmasin. Sempat ketemu dan foto-foto juga saat pembukaan MTQ di Malaysia, setelah itu mereka pergi. Pihak kementerian juga menghubungi kami, menanyakan perihal juara itu usai MTQ,” kata Yuni.
Yuni mengaku, dapat undangan itu dari pihak Kementerian Agama RI. Sebenarnya, perihal keberangkatan ke MTQ Internasional menjadi tanggung jawab pihak Kementerian RI. Pihak kementerian juga tidak mengirim undangan itu ke Pemprov NTB, jadi wajar tidak diketahui.
“Saya sempat kabari soal keberangkatan ke Pemprov NTB dan Pemda Lombok Timur. Tapi hanya sebatas minta doa, bukan minta dana,” katanya.
Selama di Malaysia kata Yuni, memang sempat ditanya soal pendamping, karena utusan negara lain datang bersama pendamping. Namun, karena keterbatasan biaya, ia memilih untuk berangkat sendiri. Walaupun dengan dana secukupnya.
“Awalanya suami mau ikut dampingi. Tapi, waktu check in di Bandara Lombok saya diminta keluarkan uang, karena ke Malaysia harus bawa uang cukup. Tapi untung saat itu ada dikasih tambah sama suami saya. Jadi, suami gak jadi ikut,” tutur Yuni.
Suami sempat merasa khawatir karena dirinya berangkat sendiri. Apalagi baru pertama kali ke Malaysia.
“Suami agak tenang, setelah saya kabari kalau di Bandara Kuala Lumpur saya dijemput dan disiapkan tempat penginapan. Kami peserta juga dikasih uang saku oleh penyelenggara MTQ,” katanya. (jr)