kicknews.today – Lalu Anggawa Nuraksi adalah seorang budayawan dan tokoh Sasak Lombok Utara yang memiliki pengaruh besar dalam menjaga dan mengembangkan budaya Sasak.
Ia dikenal sebagai tokoh penting dalam Wali Paer Majelis Adat Sasak (MAS) dan seorang pemikir lantang yang gigih dalam mempertahankan nilai-nilai adat serta tradisi masyarakat Sasak.

Lalu Anggawa Nuraksi dikenal sebagai sosok berprinsip kuat dan tidak ragu menyuarakan pemikirannya, terutama dalam hal pelestarian budaya dan adat istiadat Sasak.
Salah satu pemikiran yang ia perjuangkan adalah penolakan terhadap pernikahan usia anak, yang menurutnya bertentangan dengan nilai-nilai budaya Sasak.
Ia meyakini bahwa budaya Sasak harus berkembang tanpa meninggalkan esensi nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan oleh para leluhur.
Selain itu, ia juga mencetuskan konsep Panca Awit Pinajaran Sasak, sebuah tuntunan bagi masyarakat Sasak dalam memahami Islam dengan pendekatan budaya dan kearifan lokal.
Konsep ini menjadi pegangan penting bagi masyarakat Sasak dalam menjalankan kehidupan beragama yang selaras dengan adat dan tradisi mereka.
Sebagai seorang budayawan, Lalu Anggawa Nuraksi memiliki peran besar dalam melestarikan dan memperkuat identitas budaya Sasak. Beberapa kontribusi besarnya antara lain:
* Mengembangkan pemikiran tentang budaya Sasak dalam berbagai forum adat dan akademik.
* Mencetuskan konsep Panca Awit Pinajaran Sasak, yang menjadi acuan bagi masyarakat Sasak dalam memahami Islam.
* Aktif dalam Wali Paer Majelis Adat Sasak (MAS) sebagai tokoh utama dalam menjaga tradisi dan kearifan lokal.
Lalu Anggawa Nuraksi tidak hanya meninggalkan pemikiran, tetapi juga semangat dalam mempertahankan budaya di tengah arus modernisasi.
Sosoknya menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda Sasak, agar tetap mencintai dan menjaga budaya mereka.
Kepergiannya tentu meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Lombok, namun warisannya tetap hidup dalam nilai-nilai yang telah ia tanamkan.
Semangatnya dalam melestarikan budaya Sasak akan terus dikenang dan dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya. (gii/bii)