kicknews.today- Tidak hanya merusak biota laut, limbah buih yang bertebaran di Teluk Bima juga berdampak pada sektor pariwisata. Seperti halnya objek wisata di Kecamatan Soromandi hingga Asakota.
Sejumlah tempat wisata tersebut tampak sepi pengunjung. Yakni, tempat wisata Wadu Pa’a, Benteng Asakota hingga So Noti tampak sepi dari pengunjung.
Padahal di tahun-tahun sebelumnya, pada momentum shalat Idul Fitri tiga destinasi wisata tersebut ramai dikunjungi. Bahkan pengunjung datang dari kecamatan lain.
Salah satu pengunjung objek wisata So Noti yang ditemui di lokasi, Susmita mengaku heran minimnya wisatawan yang berkunjung di lokasi setempat. Tidak seperti pada momentum idul fitri tahun 2021 lalu.
“Apa mungkin lantaran wisatanya kotor dan bau karena limbah ini ya, sehingga mereka tidak berkunjung ke sini,” katanya sambil menunjuk limbah buih di bibir pantai setempat.
Sebelum memilih pantai setempat, ia mengaku bersama rombongan sempat pergi berekreasi di Benteng Asakota. Namun rencana itu pupus, setelah melihat limbah memenuhi sepanjang pantai.
“Akhirnya kita pilih So Noti, meskipun disini juga tetap ada limbah. Mau batalkan acara juga gak enak, karena sudah terlanjur datang,” katanya.
Senada juga disampaikan wisatawan dari Kecamatan Bolo. Ia bersama rombongan mengaku terpaksa berwisata di lokasi setempat.
“Andaikan kami tahu dari awal ada limbah, nggak mungkin datang,” keluh Ardiansyah.
Karena selain acara makan-makan, hal terpenting dari rekreasi juga mandi air laut. Namun, gagal setelah limbah masih bertebaran di permukaan air.
“Jangankan mandi, buat cuci tangan saja airnya tampak kotor,” akunya.
Apa lagi belakangan ini, berhembus informasi di Media Sosial (Medsos), ada warga yang keracunan setelah makan ikan yang terdampar akibat limbah.
“Kami juga khawatir, dari pada kenapa-kenapa lebih baik bersabar,” pungkasnya.(jr)