Imlek bertepatan dengan tanggal 1 masehi, warga Tionghoa Ampenan anggap lebih bermakna

kicknews.today – Perayaan tahun baru cina atau hari raya Imlek 2573 bagi warga Tionghoa di kawasan Kota Tua Ampenan Kota Mataram berlangsung sederhana, Selasa (1/2). Meski demikian,  warga umat cukup antusias bersembahyang di Klenteng Pao Hwa Kong yang diklaim sebagai Klenteng tertua di Indonesia bagian timur itu.

Suasana Imlek tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya. Selain masih di tengah pandemi, pihak Klenteng juga membatasi jumlah umat yang ingin sembahyang.

Ibadah hari raya Imlek yang dilaksanakan Selasa pagi berjalan hikmat. Tampak warga Tionghoa berdoa di hadapan patung – patung dewa yang ada dalam Klenteng sembari memegang dupa.

“Kita tidak membatasi umat-umat yang ingin beribadah di sini. Biar dari mana asal mereka kita terima. Bahkan setelah ibadah kami memberikan persembahan bagi umat yang sudah beribadah,” Kata Ketua Ibadah Kelenteng Pao Hwa Kong, Elvina, saat diwawancarai kicknews.today.

Perayaan Imlek tahun ini secara spiritual sangatlah berbeda dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, perayaan Imlek tahun ini bertepatan dengan tanggal 1 yang merupakan tanggal muda di penanggalan tahun masehi. Karena biasanya pada tanggal 1 dan 15 merupakan waktu ibadah khusus bagi warga Tionghoa.

“Hari-hari biasa memang ada yang datang berdoa secara pribadi. Namun tanggal 1 dan 15 ada ibadah khusus,” tuturnya.

Karena Imlek tahun ini bertepatan dengan tanggal 1 Februari, pihak pengurus Kelenteng tidak susah untuk mengurus semua keperluan ibadah.  Ditambah lagi hari-hari khusus tradisi Tionghoa biasanya berlangsung pada tanggal muda dan tanggal pertengahan bulan.

“Seperti Imlek hari ini, maka Cap Go Meh jatuh pada tanggal 15 Februari,” jelasnya.

Perayaan Imlek pada 1 Februari juga pernah terjadi pada tahun 2003. Momentum ini tentu memudahkan warga tionghoa menghitung penanggalan-penanggalan tradisional. Seperti menentukan festival membersihkan makam, perahu naga, meminta keterampilan, dan roh, serta lainnya.

“Penanggalan tionghoa berbasis pada peredaran semu tahunan matahari. Kemudian, ditentukan berdasarkan musim. Hingga akhirnya menggunakan perhitungan berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi,” terang Elvina.

Konon penanggalan tersebut sudah digunakan sejak zaman dinasti yaitu sebelum masehi. Bahkan dikatakan, penanggalan Tionghoa adalah yang tertua yang ada di dunia.

Pada zaman kuno sebelum ada kalender masehi yang digunakan seperti sekarang. Orang-orang di Cina menggunakan penanggalan tradisional untuk melakukan panen, bertani, melaut atau menangkap ikan sampai melaksanakan pernikahan.

“Dari penanggalan itu, kita mengetahui hari baik dan turunnya berkah berdasarkan penanggalan tradisional dan selaku kepercayaan kami selaku warga Tionghoa,” tutupnya. (nur)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI