Hasil laboratorium tertukar, dokter di Lombok Timur diprotes salah diagnosa pasien

kicknews.today- Oknum dokter di salah satu Puskesmas di Lombok Timur diprotes keluarga pasien. Oknum dokter tersebut diduga salah diagnosis pasien hingga dinyatakan positif Tuberkulosis (TB). Padahal, hasil pemeriksaan  mandiri di salah satu dokter spesialis paru di Mataram, pasien dinyatakan negatif TB.

Dari informasi yang dihimpun, kejadian itu bermula saat pasien dengan keluhan panas, sakit kepala dan batuk datang berobat ke Puskesmas setempat belum lama ini. Setelah sehari dirawat, pasien dianjurkan untuk pemeriksaan dahak di laboratorium dan hasilnya negatif  TB.

Tidak lama berselang, datang seorang perawat mendatangi keluarga pasien dan memberitahu hasilnya positif. Mereka beralasan, hasil pemeriksaan tertukar dengan pasien lain.

Mendengar pengakuan dokter dan perawat, pihak keluarga geram.  Kekesalan keluarga semakin memuncak ketika datang seorang perawat memberikan antibiotik. Pihak keluarga sempat menanyakan apakah dahak pasien kembali diperiksa. Namun, perawat itu tidak menghiraukan lalu pergi.

Merasa ada yang janggal, keluarga korban langsung melakukan pemeriksaan dahak ke dokter spesialis paru di Mataram. Hasilnya, negatif TB.

Dokter sempat meminta bukti dari tes dahak dari Puskesmas. Namun, pihak keluarga tidak bisa menunjukan, karena hasil laboratorium sebelum disampaikan secara lisan oleh pihak Puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Dr. H L Pathurrahman mengaku, sudah mengetahui tentang informasi salah diagnosis di Puskesmas tersebut.  Hanya saja, dia tidak ingin menyalahkan siapapun dari masalah ini. Baik oknum dokter ataupun pihak keluarga.

Yang jelas, pihaknya akan terus mendorong Puskesmas untuk memperbaiki kinerja dan memberikan pelayanan yang ramah tamah.

“Saya terima kasih diberikan masukan, kinerja kita hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,” kata Pathurrahman saat dikonfirmasi kicknews.today, Sabtu (5/3).

Ia juga meminta para tenaga kesehatan (Nakes) melayani masyarakat dengan sepenuh hati, senyum dan diniatkan untuk ibadah. Jika ada masyarakat yang bertanya sebaiknya para Nakes harus menjelaskan. Jangan menghindar.

“Gak sampai 10 menit kok, kalau gak dijelaskan nanti ditangkap lain oleh masyarakat,” tegasnya.

Ia berharap, kejadian serupa tidak terulang. Berikan pelayanan maksimal, hati-hati dan semua tindakan harus diketahui oleh keluarga pasien. “Ini pekerjaan rumah (PR) saya untuk membenahi tenaga kesehatan,” pungkasnya. (Oni)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI