kicknews.today – Memasuki Bulan Ramadhan 1442 Hijriah/2021 Masehi, Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi NTB bersama Bank Indonesia Perwakilan NTB, mewanti kemungkinan terjadinya inflasi di NTB.
Dalam menyiapkan ketersediaan dan perkembangan harga kebutuhan bahan pokok serta beberapa langkah yang dilakukan Provinsi NTB untuk menekan inflasi yang sering terjadi pada momen-momen tahunan seperti ini.
Kepala Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji, mengusulkan agar dilakukan operasi pasar untuk menghadapi komoditi-komoditi tertentu yang mengalami lonjakan harga.
Heru mengatakan, TPID NTB harus melakukan sidak langsung melihat pergerakan harga komoditas-komoditas pangan strategis yang harganya meningkat selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri kedepan.
“Kami juga akan melakukan koordinasi yang semakin intensif baik di level provinsi dan kabupaten/kota di mana pengendalian inflasi ke depan kita harapkan akan lebih selaras dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat,” kata Heru.
Dikatakan Heru, beberapa hal yang mempengaruhi hasil komoditas pertanian dan kebutuhan lain diantaranya dipengaruhi oleh cuaca ekstrim dalam tiga bulan terakhir.
“Fenomena alam seperti ini harus diantisipasi dengan menyiapkan ketersediaan pangan sebagai penyangga ketahanan pangan,” kata Heru.
Selain itu, pihaknya bakal meningkatkan dan mengembangkan kluster-kluster komoditas pangan strategis seperti cabe, bawang merah, beras dan sebagainya agar bisa disiapkan jika sewaktu-waktu dilakukan operasi pasar (OP).
Melalui TPID kata Heru, hendaknya menjalin kerja sama dengan mitra-mitra bisnis pertanian lainnya untuk melakukan off taker dengan menyiapkan stok pangan lokal dengan stok pangan yang dikirim ke luar daerah.
Strategi tersebut untuk memenuhi ketersediaan bahan pokok komoditi pertanian di daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Drs. H. Fathurrahman, mengatakan bahwa kedepan TPID memang harus berusaha mencari solusi untuk menghadapi situasi menjelang hari-hari besar keagamaan.
“Kedepan TPID hendaknya mencarikan solusinya karena memang setiap kegiatan atau hari besar keagamaan selalu diiringi dengan kenaikan harga terhadap komoditi,” kata Fathurrahman.
Dia menambahkan, TPID NTB ke depannya akan lebih berkonsentrasi pada pengendalian dan stabilitasi pada bahan komoditi pangan yang kerap kali dikeluhkan warga terkait tingginya harga kebutuhan seperti cabe dan kedelai.
“Komoditi seperti cabe, kedelai, beras dan lainnya kedepan akan didorong agar pengendalian harganya bisa diselesaikan untuk tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.
Untuk kebutuhan lainnya kaya Fathurrahman tidak selalu dipersoalkan .
“Karena kenaikannya tidak terlalu signifikan,” cetusnya.
Ia pun menyebut gula pasir harganya di tingkat pengecer tidak lebih dari Rp12.500 per kg, termasuk tepung, minyak goreng dan lainnya terpantau masih stabil.(Vik)