kicknews.today – Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) bersama Anggota Komisi II DPR RI menggelar diskusi bertajuk “Penguatan Pengawasan Partisipatif pada Pemilu”, Kamis (30/10/2025), di Medana By Marina Hotel, Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Kegiatan ini menghadirkan berbagai unsur masyarakat sebagai bentuk komitmen memperkuat partisipasi publik dalam mengawal proses demokrasi.

Hadir sebagai narasumber utama, Anggota Komisi II DPR RI Fauzan Khalid. Turut hadir Ketua Bawaslu NTB, Ketua Bawaslu Lombok Utara, perwakilan pemerintah desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, hingga organisasi kepemudaan se-KLU.
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu KLU, Deni Hartawan menegaskan pentingnya sinergi antara penyelenggara pemilu, pengawas, dan masyarakat untuk memastikan proses demokrasi berjalan sehat dan transparan.
“Forum ini penting untuk memperkuat lembaga penyelenggara dan pengawas pemilu, sekaligus memperluas ruang partisipasi publik,” ujarnya.
Deni juga mengungkapkan bahwa Bawaslu KLU telah aktif menjalankan program pendidikan pemilih melalui sekolah, universitas, dan komunitas lokal.
“Terakhir kami membangun MoA dengan Kwarcab Pramuka KLU sebagai bagian memperluas edukasi pengawasan pemilu,” imbuhnya.
Ketua Bawaslu NTB, Itratip, yang membuka acara secara resmi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga integritas pemilu.
“Bawaslu NTB berkomitmen mendorong pengawasan inklusif sebagai upaya menjaga integritas dan kredibilitas demokrasi baik di tingkat lokal maupun nasional,” tegasnya.
Dalam pemaparannya, Anggota Komisi II DPR RI Fauzan Khalid menekankan bahwa masyarakat memiliki peran krusial dalam pengawasan pemilu.
“Peran masyarakat sangat vital untuk memastikan pemilu berlangsung adil dan transparan,” kata Fauzan.
Ia menyayangkan masih rendahnya pemahaman masyarakat soal hak dan kewajiban dalam proses pemilu, serta masih adanya rasa takut untuk melaporkan pelanggaran.
“Kalau ada yang salah kita luruskan, kalau ada yang kurang sempurna kita sempurnakan. Jangan abai, supaya pemilu berlangsung luber dan jurdil,” ujarnya.
Fauzan menegaskan bahwa ketika masyarakat aktif mengawasi, potensi kecurangan akan semakin kecil dan penyelenggara pemilu akan bekerja lebih hati-hati. (gii/*)


