Mendorong Sekolah Adiwiyata di Lombok Utara, langkah nyata ciptakan generasi peduli lingkungan

Pemberian bantuan bak sampah dan komposter oleh Dinas Lingkungan Hidup. (Poto kicknews.today/Ist)

kicknews.today – Lombok Utara tengah berupaya menciptakan sekolah berbudaya lingkungan melalui program Sekolah Adiwiyata, yang merupakan inisiatif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Program ini kini lebih dikenal sebagai Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS).

Menurut Fahrizal, S.T., Penyuluh Lingkungan Hidup di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Utara, program ini bertujuan untuk membangun kesadaran lingkungan di sekolah. Mulai dari guru, siswa, hingga tenaga kebersihan.

“Kita ingin menciptakan perilaku ramah lingkungan di sekolah, yang berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan hidup,” ujarnya, saat di konfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (08/03/2025).

Saat ini, Lombok Utara memiliki 17 sekolah binaan dari jenjang SD hingga SMA. Semuanya tengah dalam proses pembinaan menuju predikat Sekolah Adiwiyata.

Namun, sejauh ini belum ada sekolah di KLU yang menyandang status Sekolah Adiwiyata Kabupaten.

“Nanti setelah satu tahun berjalan, baru kita bisa melakukan penilaian apakah sekolah-sekolah ini layak naik ke level Kabupaten, Provinsi, Nasional, hingga Mandiri,” terangnya.

Beberapa sekolah telah menunjukkan respons positif, seperti SMPN 1 Bayan yang setelah mendapat sosialisasi langsung membentuk Tim Adiwiyata dan membuat area pembibitan tanaman menggunakan ekobrik (botol plastik berisi sampah).

Selain itu, sekolah ini juga mulai menanam bibit pohon sebagai bagian dari penerapan perilaku ramah lingkungan.

Terdapat enam aspek utama dalam Sekolah Adiwiyata, yaitu Kebersihan, sanitasi, dan drainase, pengelolaan sampah. Penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kemudian efisiensi energi, efisiensi air serta inovasi penerapan perilaku ramah lingkungan.

DLH Lombok Utara terus mendukung sekolah-sekolah binaan dengan memberikan fasilitas seperti bak sampah, komposter, dan tanaman.

Setelah satu tahun berjalan, sekolah yang memenuhi aspek-aspek Adiwiyata akan dinilai dan berpeluang mendapatkan SK Sekolah Adiwiyata Kabupaten.

“Kementerian membuka peluang seluas-luasnya bagi sekolah yang ingin berpartisipasi. Ini bukan hanya untuk kebersihan sekolah, tetapi juga untuk membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan,” tutup Fahrizal. (gii/bii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI