Waspada, kasus DBD di Lombok Barat meningkat

kicknews.today – Temuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Lombok Barat meningkatkan tahun 2022 lalu. Beberapa kecamatan yang temuan kasusnya tinggi diantaranya, Kecamatan Gerung, Kuripan dan Kediri.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Lombok Barat merilis kasus DPD dari 10 Puskesmas. Rinciannya, Kecamatan Sekotong 30 kasus, Lembar 12 kasus, Gerung 74 kasus, Labuapi, 26 kasus. Kemudian, Kediri 45 kasus, Kuripan 42 kasus, Narmada ada 40 kasus, Lingsar 23 kasus dan Batu Layar 3 kasus dan Kecamatan Gunungsari 33 kasus.

Kabid Pencegahan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Lombok Barat, Ahmad Taufiq Fathoni menyebutkan, kasus DPD di Lombok Barat saat ini terus bertambah.  Hingga pekan ketiga bulan Januari 2023 tercatat 64 kasus dari 10 kecamatan di Lombok Barat.

“Artinya ada tren kenaikan di bulan Januari 2023 dibanding Januari 2022 sebanyak 40 kasus,” terang Fathoni.

Kasus DBD paling tinggi di Kecamatan Sekotong sebanyak 12 kasus, Narmada 9 kasus, Gerung 7 kasus, Labuapi 7 kasus, Kediri 5 kasus, Kuripan 7 kasus, Gunungsari 6 kasus, Lingsar 4 kasus, Lembar 4 kasus, dan Kecamatan Batulayar 3 kasus.

“Saya harap warga tetap waspada dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat,” harapnya.

Untuk mengantisipasi melonjaknya kasus DBD ini, Puskesmas juga menggencarkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Masyarakat juga diimbau agar tetap melakukan PSN, menjaga kebersihan dan PHBS.

Kepala UPT BLUD Puskesmas Gerung, H. Hasmuni Budiawan, mengatakan dalam penanganan DBD pihaknya telah melakukan beberapa langkah. Diantaranya, memberikan himbauan kepada masyarakat dengan bersurat ke Lurah atau Kades untuk menggalakkan PSN di setiap lingkungan atau dusun.

Untuk memberikan pemahaman pada masyarakat tentang PSN ini, pihaknya secara intens mengedukasi pada saat pelayanan posyandu. Warga juga diberikan sosialisasi tentang DBD dan pencegahannya saat lokakarya mini lintas sektor (Lokmin Linsek) tingkat kecamatan.

“Kami juga sosialisasi tentang DBD dan PSN di saat kegiatan dan pertemuan di kelurahan serta desa,” terang dia.

Selain itu, pihaknya juga turun melatih atau refreshing kader setiap dusun dan melakukan penanganan melalui foging atau penyemprotan di daerah yang angka bebas jentiknya kurang dari 90 persen.

Sementara, Kepala UPT BLUD Puskesmas Kuripan M. Husni mengatakan, DBD ini dipicu faktor lingkungan dan kondisi cuaca yang tak menentu. Karena itu memicu perkembangbiakan jentik nyamuk DBD.

“Karena itu kami dorong masyarakat melakukan PSN, karena melalui langkah itu penting antisipasi DBD,” jelas dia.

Langkah yang dilakukan pihaknya gencarkan PSN berkolaborasi dengan desa-desa. Diakui, mindset dan kesadaran warga soal kebersihan melalui kegiatan PSN ini masih rendah.

“Tiap tahun kita canangkan gebrak massal PSN, itu dilakukan secara intensif oleh masyarakat, karena itu tidak butuh biaya, namun dampaknya sangat besar” jelasnya. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI