Video: Demo Tolak Omnibus Law berlanjut di Lombok Tengah, Mahasiswa bawa “Keranda Mayat”

kicknews.today – Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam PMII menggelar aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Kantor DPRD Lombok Tengah, Jumat (11/10).

Dalam aksinya masa membawa keranda mayat dan menggelar sholat jenazah sebagai tanda menolak UU Cipta kerja tersebut. Masa aksi juga membakar keranda mayat sebagai tanda telah matinya hati nurani wakil rakyat.

Meskipun diguyur hujan, masa tetap melakukan orasinya di depan pintu gerbang kantor dewan degan mendapat pengawalan dari aparat. Bahkan satu unit Mobil Water Canon disiagakan dalam aksi demo tersebut.

Dalam orasinya koorlap aksi Hanapi mengatakan, menolak UU Cipta kerja itu karena tidak berpihak pada rakyat kecil. Sehingga mendesak Dewan Lombok Tengah mendukung aspirasi masyarakat agar menuntut Presiden tidak menandatangani UU tersebut.

“Kami menolak UU Cipta kerja itu,” katanya.

Meskipun secara otomatis bila tidak ditandatangani oleh Presiden tetap akan menjadi UU. Namun, biarkanlah UU itu menjadi UU yang tidak ditandatangani.

“Jika aspirasi kami tidak dilanjutkan, kami akan mengelar aksi demo yang lebih besar lagi,” ancamnya.

Hal yang sama disampaikan oleh masa Aksi Farida juga tetap menolak UU Cipta kerja itu, karena dengan adanya UU itu pemerintah telah memfasilitasi keserakahan dan korupsi investor hitam. Bukan mendorong pemulihan ekonomi Nasional yang berdampak pada ekonomi masyarakat.

“Nurani DPRD telah mati, kami tolak UU Omnibus Law,” katanya.

Berikut Videonya:

“Dewan tidak peka terhadap rakyat di tengah pandemi covid-19, jutrsu membuat regulasi yang akan menyensarakan rakyat,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Lombok Tengah, M Tauhid mengatakan, sebagai tanggung jawab moral, apapun aspirasi dari masyarakat akan ditindaklanjuti. Namun, pihak meminta diberikan kesempatan dan kepercayaan dalam menindaklanjuti aspirasi tersebut.

“Detik ini juga saya perintahkan Sekwa untuk membuat surat kepada Presiden,” pungkasnya.

Aksi tersebut bejalan aman, meskipun sempat ada aksi saling dorong saat aksi memaksa masuk gedung dewan untuk menemui wakil rakyat. (Ade)

Editor: Haris

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI