Tempat hiburan di Senggigi diklaim sepi pengunjung, Dewan Munawir: APH terlalu lebay

kicknews.today – Para pengusaha tempat hiburan di Senggigi, Lombok Barat mengeluhkan minimnya pengunjung pasca pandemi. Bahkan pengunjung tempat hiburan di Senggigi diklaim hanya tersisa sekitar 15 hingga 20 persen.

Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Suhermanto mengatakan, kondisi Senggigi saat ini semakin terpuruk dan sulit berkembang. Munculnya tempat hiburan seperti kafe dan karaoke di Kota Mataram jadi penyebab.

“Sampai sekarang di Mataram itu sudah ratusan tempat hiburan, sangat banyak. Setiap sudut ada kafe, jadi yang datang ke Senggigi hanya warg lokal saja,” ungkap dia beberapa hari lalu.

Pendapatan tempat hiburan di Senggigi menurutnya sudah banyak menurun. Terlebih menjelang bulan puasa. Sehingga ia sebagai Ketua APH menyarankan kepada para pengusaha untuk tidak memaksakan diri bila kondisi dirasa sangat berat untuk tetap beroperasi.

“Kita rugi, kita tetap bayar pajak, supaya tidak ada yang kosong, kita nombok. Operasional aja kita nombok, karena kita ndak mau bermasalah makanya tetap bayar,” katanya.

Kondisi tempat hiburan kebanyakan orang beranggapan baik-baik saja. Padahal kenyataannya sulit. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah mendorong penyelenggaraan event-event tidak hanya berskala lokal, tetapi juga internasional yang bisa digelar di Senggigi yang berpotensi mendatangkan wisatawan.

“Karena kita bayar pajak, makanya dikira mungkin baik-baik saja. Kalau situasinya sangat sulit,” keluh dia.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi II DPRD Lombok Barat, Munawir Haris menyebutkan, APH terlalu lebay. Sebagai pengusaha harus punya kreatifitas, bagaimana cara mengatur pola untuk menghidupkan usaha mereka.

“Soal bayar pajak itu bagaimana maksudnya, kan di PPN dan PPH itu dari pajak konsumen. Kalau minuman beralkohol kan sekali setahun, itu juga kita sudah turunkan pajaknya,” cetusnya.

Haris juga mengatakan, kondisi Senggigi yang dulu dan sekarang itu berbeda, tidak boleh disamakan. Beda zaman. Dulu Senggigi jadi icon dan pusat kunjungan di Lombok, sekarang pilihannya sudah banyak seperti Kuta Mandalika, Mataram dan lainnya.

“Artinya APH ini jangan terlalu cemen. Harusnya punya acara untuk menarik konsumen,” katanya.

Pemerintah Lombok Barat kata dia, bukan tutup mata dengan kondisi tersebut, namun dari segi anggaran tidak ada untuk mengatur APH. Sebab, sepi dan ramainya kunjungan itu sudah biasa dalam berbisnis. Tak cuma itu, pembenahan di internal APH sendiri sangat penting untuk menarik konsumen.

Jika tamu merasa nyaman pasti akan cari meskipun jauh. Artinya perlu pembenahan internal di APH itu yang, mereka perlu belajar lagi ke Bali misalnya yang berhasil menarik hati konsumen,” katanya

“Mungkin masyarakat sudah jenuh dengan hiburan di Senggigi, apalagi sekarang banyak varian hiburan lain. Hotel-hotel itu juga gak ada yang ngeluh kok, karena mereka punya cara tersendiri menghadapi kondisi seperti saat ini,” cetus Haris. (ys)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI