Sebagian warga Kota Bima memulai Ramadhan pada 10 Maret

ilsutrasi hilal
ilsutrasi hilal

kicknews.today – Penentuan hari pertama puasa umat muslim berbeda. Khusus pemerintah, menetapkan hari pertama Ramadhan pada 12 Maret 2024.

Berbeda dengan jamaah Pondok Pesantren Darul Ulumi Wal Amali, Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba Kota Bima, memulai Ramadhan pada Minggu (10/3/2024). Puluhan jamaah itu juga memulai salat tarawih pada Sabtu (9/3/2024). 

“Ada sebagian warga Ntobo yang memulai Ramadhan lebih awal. Jumlah mereka tidak banyak,” kata Lurah Ntobo, Aswin, Senin (11/3/2024).

Aswin mengaku, juga tidak mengetahui cara perhitungan yang dilakukan sebagian warganya untuk menentukan awal ramadhan. Namun, setiap Ramadhan mereka memulai lebih awal. 

“Perbedaan ini sudah terjadi secara turun-temurun. Termasuk nanti waktu pelaksanaan salat Idul Fitri,” katanya. 

Untuk diketahui, warga Pondok Pesantren Darul Ulumi Wal Amali, Kelurahan Ntobo ini memulai Ramadhan lebih awal sudah turun-temurun. Begitu pun salat idul Fitri, para jamaah berdatangan untuk salat di halaman ponpes setempat. 

Para jamaah bukan hanya berasal dari Kelurahan Ntobo. Tetapi ada pula dari kelurahan lain seperti Rite, Rontu, Panggi dan lai-lain.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pimpinan Ponpes setempat, Drs H Muhammad Afandi Bin H. M. Ibrahim Al-Maqbul menyebutkan, penentuan 1 ramadhan ada dua metode. Yakni metode al hisabiyah bil goibiah, yakni dengan melihat tanah dan tidak melihat bulan.

Kemudian, al hisabiyah bi nadariah yakni dengan cara melihat tata letak bulan. Mulai dari tanggal  1 hingga pergantian bulan.

“Itu yang kita pakai sekarang. Misalnya ketika bulan 7 letaknya dimana begitupun dengan bulan 14 dan berikutnya,” kata Afandi waktu Ramadhan tahun lalu. 

Penentuan 1 ramadhan atau syawal tidak sepantasnya diperdebatkan. Dalam Al-Quran jelas disebutkan, ‘kalau kamu sudah sempurna menghitungnya, bertakbirlah’.

“Yang repot itu orang tidak puasa. Bahkan sejak zaman nabi Muhammad SAW perbedaan memulai puasa sudah biasa. Saya pernah baca salah satu kitab dimana Rasulullah berpuasa di Madinah berbeda dengan masyarakat di Mekkah,” katanya.

Penentuan Ramadhan sudah jadi turun temurun melaksanakan puasa bulan suci Ramadhan hingga Idul fitri lebih awal. Cara hitungnya pun tidak asal-asalan.

“Yang jelas saya tidak ikut mazhab idrisiyah, syadziliyah ataupun ahmadiyah. Saya beramana ahlul sunnah waljamaah,” pungkasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI