kicknews.today – Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat 26 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal tahun 2024. Puluhan kasus demam berdarah ini ditemukan hampir merata pada lima kecamatan di Kota Bima.
“Mulai Januari hingga hari ini, kasus DBD terlapor sebanyak 26 kasus. 26 pasien itu sudah sembuh semuanya,” kata Kepala Dikes Kota Bima, Ahmad, Kamis (7/5/2024).
Menurut Ahmad, angka kasus demam berdarah di Kota Bima tahun ini menurun dibandingkan 2 bulan awal tahun 2023. Saat itu sudah mencapai 200 kasus bahkan terdapat pasien meninggal dunia.
“Alhamdulillah, tahun ini menurun dibandingkan waktu yang sama pada tahun 2023,” katanya.
Penurunan kasus DBD tahun 2024 diklaim berkat dari program pemerintah kota (Pemkot), Gerakan Masyarakat (Gema) Jumpa Berlian. Program ini tidak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga menanam pohon di kawasan kumuh.
“Penurunan angka DBD berkat program Pemkot Gema Jumpa Berlian,” terangnya.
Selain program Pemkot, penurunan angka kasus DBD juga dari hasil kerja keras Tenaga Kesehatan (Nakes) di setiap puskesmas. Mereka intens melakukan penyuluhan langsung soal perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke lapisan masyarakat.
Kemudian turun langsung ke lapangan untuk membersihkan lingkungan di kawasan kumuh. Berikut, melakukan fogging atau penyemprotan memberantas sarang dan bintik nyamuk.
“Semua kegiatan itu intens kami lakukan. Kami optimis, angka pasien DBD tahun ini akan semakin turun dari tahun-tahun sebelumnya,” jelas dia.
Menurut Ahmad, kurang kesadaran masyarakat terhadap lingkungan bersih dan pola hidup sehat jadi pemicu utama munculnya demam berdarah. Harusnya, pola tersebut dilakukan secara mandiri oleh mereka untuk mencegah kasus.
“Kesadaran masyarakat kita kurang untuk hidup bersih dan terapkan pola hidup sehat,” bebernya.
Padahal hal tersebut sebagai langkah utama untuk pencegahan dini. Jadi tidak harus menunggu Nakes atau pihak terkait lain turun ke lapangan baru bersihkan lingkungan. (jr)