Peternak ayam petelur di Lombok Timur sweeping telur pasokan Jawa dan Bali

Puluhan peternak ayam petelur yang tergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Petelur Al-Kautsar Lombok Timur melakukan aksi pencegatan pada truk pengangkut telur asal Jawa dan Bali di depan Pasar Sentral Paokmotong, Kecamatan Masbagik, Kamis (9/11).
Puluhan peternak ayam petelur yang tergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Petelur Al-Kautsar Lombok Timur melakukan aksi pencegatan pada truk pengangkut telur asal Jawa dan Bali di depan Pasar Sentral Paokmotong, Kecamatan Masbagik, Kamis (9/11).

kicknews.today – Puluhan peternak ayam petelur yang tergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Petelur Al-Kautsar Lombok Timur mengeluhkan banyaknya pasokan telur luar daerah yang masuk terutama telur Bali dan Jawa di Lombok Timur. Mereka pun melakukan aksi pencegatan pada truk pengangkut telur asal Jawa dan Bali di depan Pasar Sentral Paokmotong, Kecamatan Masbagik, Kamis (9/11).

Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Al-Kautsar Lombok Timur, Lalu Sapoan, mengatakan bahwa dilakukannya aksi sweeping tersebut merupakan bentuk kekecewaan mereka akan masifnya telur Jawa dan Bali di NTB yang berdampak pada harga telur lokal yang anjlok. Selain itu, hasil produksi para peternak lokal tidak bisa terserap pasar dan terancam gulung tikar.

“Ini adalah bentuk kekecewaan kami, aksi sweeping ini terpaksa kami pilih karena pemerintah selaku regulator tidak mampu berbuat banyak,” katanya.

Aksi sweeping ini kata dia, akan terus dilakukan sampai mereka mendapatkan titik terang dan solusi dari pemerintah untuk permasalahan yang merugikan pihak peternak ayam petelur di Lombok Timur. Berbagai langkah persuasif telah mereka lakukan mulai dari hearing dengan Dinas Perdagangan NTB beberapa waktu lalu, namun tak kunjung ditindak lanjuti.

“Kami sudah hearing dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan Provinsi NTB membahas permasalahan ini, tapi sampai sekarang tidak ada jalan keluar, jadi langkah pencegatan ini akan terus kami lakukan,” tegasnya.

Ia katakan, dengan adanya telur asal Jawa dan Bali membuat pihak yang tergabung dalam asosiasi peternakan ayam petelur itu.

“Kami saja di asosiasi rugi sampai Rp300 juta per hari. Semua harga naik baik pakan, biaya vaksin dan perawatan lainnya, belum lagi kita hitung pajak ke daerah. Sementara pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa, masak iya kita tidak tahu data dan jumlah telur Jawa dan Bali yang masuk, ini kan sangat lucu sekali,” katanya.

Peristiwa itu sudah terjadi dua bulan lebih dan akumulasi kerugian mereka tembus Rp18 miliar. Ia berharap pihak terkait baik itu DPRD Lotim, DPRD provinsi, dan Pemda Lombok Timur dapat memperhatikan permasalahan ini dengan serius sehingga menemukan jalan keluar untuk kebaikan bersama.

“Kami harap pihak terkait segera memberikan atensi serius atas masalah ini. Bila tidak juga dicarikan jalan keluar secepatnya, jangan salahkan kami untuk melakukan tindakan di luar akal sehat kita bersama,” ujarnya. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI