PDAM Lombok Utara hanya mampu suplai 28 persen kebutuhan masyarakat

Plt Direktur Perumda Air Minum Amerta Dayan Gunung, Wahyu Darmajati. (kicknews.today/Ist)

kicknews.today – Ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan serius bagi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Amerta Dayan Gunung dalam memberikan layanan optimal kepada masyarakat Kabupaten Lombok Utara (KLU). Hingga kini, produksi air baku di tiga kecamatan utama Gangga, Tanjung, dan Pemenang belum mampu mencukupi kebutuhan layanan secara menyeluruh.

 

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Air Minum Amerta Dayan Gunung, Wahyu Darmajati mengungkapkan saat ini pihaknya baru mampu melayani sekitar 28 persen dari total kebutuhan masyarakat, atau sekitar 16.397 sambungan rumah (SR).

 

”Kita belum bisa menyalurkan air secara kontinyu 24 jam karena ketersediaan air baku sangat terbatas,” kata Wahyu, Senin (21/07/2025).

 

Ia menambahkan, untuk memperluas cakupan layanan, pihaknya sangat membutuhkan tambahan kapasitas air baku yang signifikan.

 

Salah satu kendala besar yang dihadapi PDAM adalah regulasi pembatasan pengambilan air baku berdasarkan PP No. 5 Tahun 2021 yang hanya memperbolehkan penggunaan maksimal 20 persen dari total potensi sumber air. Di sisi lain, infrastruktur pengolahan air yang ada saat ini juga belum memadai.

 

Layanan air bersih di wilayah Tanjung dan Pemenang selama ini bersumber dari SPAM Anjah dan Sekeper, dengan kapasitas total air baku mencapai 317 liter per detik. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 217 liter per detik yang bisa diproduksi menjadi air bersih.

 

Sekitar 100 liter per detik sisanya belum dapat dimanfaatkan karena belum melalui proses pengolahan sesuai standar baku mutu air minum yang diatur dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2023.

 

”Untuk memanfaatkan sisa air baku itu, kami butuh pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru, yang tentu memerlukan waktu dan biaya besar,” ujar Wahyu.

 

Persoalan lain yang tak kalah krusial adalah tingginya angka kehilangan air (non revenue water) yang mencapai 39 persen atau setara 84,63 liter per detik. Sementara itu, kebutuhan pelanggan di SPAM Anjah dan Sekeper diperkirakan mencapai 164 liter per detik.

 

”Yang ada saja belum bisa mencukupi kebutuhan pelanggan selama 24 jam penuh. Maka, untuk saat ini, mensuplai air bersih ke kawasan wisata Gili Meno dan Gili Trawangan belum memungkinkan,” jelas Wahyu.

 

Kondisi ini menunjukkan bahwa pembenahan infrastruktur air bersih di Lombok Utara menjadi hal yang mendesak, tidak hanya untuk meningkatkan layanan masyarakat, tetapi juga untuk mendukung sektor pariwisata yang menjadi andalan daerah. (gii-bii)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI