kicknews.today – Para tokoh adat di Desa Sembalun Bumbung sedang bersiap melakukan ritual Jambeq Gunung di Puncak Gunung Rinjani. Pelaksanaan ritual tersebut dijadwalkan pada tanggal 25 Januari 2024 atau tepat pada tanggal 13 Rajab 1445 Hijriah. Ritual Jambeq Gunung dilakukan di dalam kawah Puncak Gunung tepat di Segara Muncar Rinjani Lombok.
Tokoh adat di Desa Sembalun Bumbung sekaligus Kiyai Rinjani Sayyidina Muhammad mengatakan ritual Jambeq gunung wajib dilakukan masyarakat secara adat setiap tahun pada Bulan Rajab.
Tujuannya untuk mengetahui kondisi terkini Gunung Rinjani yang merupakan satu-satunya penyangga alam di pulau Lombok dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut.
Haedi mengatakan Ritual Jambeq Gunung dilaksanakan pada malam bulan Purnama pada tanggal 13-15 bulan Rajab 1445. Ritual Jambeq Gunung juga untuk menjaga tradisi para lulur di Kecamatan Sembalun.
“Kita bagian dari alam. Manusia memiliki tugas menjaga alam ini yang dilimpahkan Tuhan ke manusia. Jadi di sana kita mencoba berkomunikasi dengan gunung di Segara Muncar di dalam kawah Puncak Gunung Rinjani,” kata Haedi, Minggu (6/1/2024).
Menurut Haedi ritual Jambeq Gunung sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan alam Gunung Rinjani. Karena Rinjani kerap dikunjungi oleh para pendaki dari berbagai negara dan berbagai daerah di Indonesia.
“Ada banyak perbuatan manusia yang dilakukan di Gunung. Jadi sama seperti kita dia bisa sakit dan marah. Jadi jangan melihat Rinjani dari sisi pemandangan yang sangat indah. Jadi tidak dilihat dari situ saja,” ujarnya.
Selain itu, ritual Jambeq Gunung sendiri bertujuan untuk menyambung hubungan batin manusia dengan alam Gunung Rinjani. Batin alam kata Haedi tidak sama seperti manusia yang butuh makan, dan lainnya.
“Gunung juga tetap butuh makan tapi bagaimana caranya? Ya dengan cara dia. Tidak sama seperti kita. Makanya di situ diatur dengan hukum adat yaitu hukum alam,” ujarnya.
Di sisi lain, Jambeq Gunung yang dilakukan di segara Muncar bertujuan untuk menjaga hubungan manusia dengan alam Gunung Rinjani. Hal itu sudah dilakukan para tokoh dari turun temurun.
“Apakah Gunung senang melihat kita di sana, kita tidak tahu. Karena alam juga punya hak untuk damai dengan habitatnya di sana. Baik hewan dan sebagainya. Inilah yang perlu kita jaga,” ujarnya.
Salah satu tugas pokok pada tokoh adat di Sembalun ialah mengatur hubungan batin manusia dengan alam Gunung Rinjani. Pasalnya Gunung Rinjani merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di Pulau Lombok.
“Jadi setiap tahun bagaimana pun keadaannya gunung itu harus di Jambeq. Karena di sana kita bisa saling berinteraksi dengan gunung. Apanya yang dibutuhkan. Apa yang tidak diinginkan atau kita yang salah jadi manusia di situ kita saling tegur,” ujarnya.
Haedi mengatakan kondisi Gunung Rinjani dari tahun ke tahun memang terus mengalami perubahan. Awalnya gunung Rinjani merupakan tempat suci bagi para tokoh di Sembalun. Namun, belakangan banyak kejadian aneh dan nyawa melayang di Gunung Rinjani.
“Rinjani sekarang jauh berbeda. Mungkin karena faktor tidak ada kepedulian. Banyak sampah dan kita tidak peduli dengan itu. Inilah yang harus diperbaiki,” ujarnya.
Gunung sendiri kata Haedi dipercaya menjadi tempat paling dekat dengan pusat alam semesta atau Arashi. Karena itu menjadi penting untuk menjaga kelestariannya demi keberlangsungan hidup manusia.
“Kalau dulu gunung Rinjani tempat suci. Sekarang gunung itu menjadi tempat wisatawan yang menimbulkan banyak sampah. Tujuan kita adalah memberi pengertian agar terus menjaga alam semesta,” ujarnya. (red.)