kicknews.today – Event Pacuan Kuda Open Turnamen Wali Kota Bima Cup 2024 di arena pacuan Sambinae segera digelar. Pada event atraksi budaya masyarakat Bima ini, panitia menyediakan total hadiah Rp500 juta. Jumlah itu lebih besar dibanding tahun lalu hanya sebesar Rp300 juta.
“Total hadiah itu sudah tersedia dari APBD Kota Bima,” jelas Ketua KONI Kota Bima, Sudirman DJ, Kamis (30/5/2024).
Event Pacuan Kuda Sambinae kata Sudirman, rencananya digelar setelah Hari Raya Idul Adha. Event ini terbuka untuk semua pecinta kuda seluruh Indonesia.
“Ini open turnamen, jadi terbuka untuk semua. Untuk kepastian tanggal mulai pelaksanaan pacuan belum ditentukan. Sekarang kami mau rapat dulu,” katanya ditemui di Kantor KONI Kota Bima.
Pada event kali ini, pihaknya akan berusaha menggelar lebih meriah. Tentunya tetap berpedoman pada aturan yang berlaku seperti klasifikasi pelibatan joki dengan kelas kuda, petugas medis, dinas terkait, kepolisian, TNI dan sejumlah pihak terkait lain.
“Dari Polres Bima Kota sudah keluarkan izin. Kami dan pak Kapolri juga akan turun meninjau langsung kondisi arena sebelum event dimulai,” katanya.
Sudirman menegaskan, event pacuan kuda ini digelar dengan aturan yang ketat. Setiap joki yang sudah terdaftar dan memiliki SIM Joki (kartu khusus joki) wajib membawa Alat Pelindung Diri (APD) lengkap masing-masing selama turnamen. Mulai dari pelindung kepala, wajah, body, kaki hingga sepatu pelindung khusus.
“APD yang disiapkan Pordasi itu hanya sebagai cadangan. Yang utama mereka harus membawa APD masing-masing. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran orang tua terhadap keselamatan anak,” ujarnya.
Joki yang dilibatkan pada event ini lanjur Sudirman, merupakan anak-anak yang sudah mahir menunggangi kuda dan sudah memiliki SIM Joki. Itu sudah menjadi syarat.
“Jika mereka tidak membawa APD dan SIM, maka mereka tidak bisa dilibatkan,” tegasnya.
Tidak hanya itu, joki juga dispesialkan selama event agar tidak dianggap eksploitasi anak. Pordasi sudah menyiapkan pemeriksaan kesehatan rutin setiap hari saat event, ruang belajar dan bermain yang didampingi langsung guru pembina.
“Dinas terkait kami libatkan selama event. Jika ada yang sakit, maka mereka tidak boleh mengikuti pacuan. Kami juga tidak bisa mengabaikan karena itu menyangkut keselamatan joki,” katanya. (jr)