‘Ngujur’ budaya berbagi di pesisir Ampenan, corona minggat, wisatawan pasti terpikat

kicknews.today – Pagi-pagi masyarakat di pesisir Ampenan, Kota Mataram, Lombok, NTB berbondong-bondong pergi ke pantai untuk berolahraga melihat pemandangan dan tenangnya ombak laut kala matahari terbit. Namun tidak hanya itu, mereka juga punya kesempatan untuk ikut ‘ngujur’ atau dalam tradisi setempat yakni membantu mengangkat perahu nelayan lalu mendapatkan upah beberapa ekor ikan kecil hasil tangkapan.

Lombok memang dikenal dengan pantainya yang indah, namun budaya luhurnya juga tidak kalah memikat. Budaya ‘ngujur’ ini contohnya. Di kala saat ini bumi sedang diserang pandemi virus Covid-19, yang paling penting seharusnya ialah memperkuat ikatan sosial untuk saling berbagi.

‘Ngujur’ menjadi sampel ideal bagaimana ikatan kebersamaan dan berbagi dapat menjadi metode pertahanan dalam keterpurukan ekonomi. Budaya ‘ngujur’ memanfaatkan kekayaan laut di Lombok yang berlimpah serta rasa kebersamaan yang tinggi antar masyarakat.

Selain itu, ‘ngujur’ mengajarkan budaya gotong royong dan hidup sehat. Bagaimana tidak, menurut para ahli kesehatan, virus corona hanya dapat dilawan dengan meningkatkan imun tubuh. Beberapa hal yang harus dilakukan ialah dengan berjemur pada matahari pagi dan berolahraga serta mengkonsumsi makanan sehat yang kaya nutrisi. Ikan tentu menjadi pilihan paling baik karena kaya vitamin, protein dan kandungan lain yang sangat dibutuhkan tubuh.

Sedangkan diketahui, pagi hari merupakan waktu yang paling tepat untuk berjemur di bawah sinar matahari. Di waktu inilah, sinar matahari masih belum terik sehingga kita bisa mendapatkan manfaat gratis kesehatan alami.

Sinar matahari pagi menghasilkan sinar UV (ultraviolet) yang menyentuh permukaan kulit untuk diubah oleh tubuh menjadi vitamin D.

Vitamin D dibutuhkan untuk menjalankan fungsi metabolisme kalsium, imunitas tubuh, serta mentransmisi kerja otot dengan saraf.  Oleh karena itu, sangat dianjurkan berjemur selama 15 menit saja pada waktu yang tepat, yaitu sebelum pukul 10.00 setidaknya dua hingga tiga kali seminggu. Demikian dilansir dari situs halodoc.

Budaya ‘ngujur’ juga seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari atraksi budaya untuk pariwisata. Karena wisatawan selain dapat melihat pantai yang indah, namun juga dapat terlibat langsung dalam kegiatan masyarakat yang luhur akan semangat gotong royong.

Dapat dibayangkan, wisatawan dan masyarakat setempat berbaur ‘ngujur’ mengangkat sampan nelayan sembari menikmati pantai yang indah lalu bersama-sama mengolah ikan hasil tangkapan nelayan dan selanjutnya pesta kuliner segar dan sehat. Segala virus dan penyakit pasti minggat.

Sayangnya melihat sudut pandang pariwisata dari aspek budaya sederhana masyarakat ini kurang pendapat perhatian pemerintah yang masih gemar mengembangkan destinasi-destinasi wisata konvensional dengan hanya menampilkan keindahan alam tanpa melihat kearifan budaya lokal.

Padahal seharusnya pariwisata berbasis pengalaman (experience tourism) menjadi paradigma baru dalam pariwisata Indonesia menyusul terjadinya pandemi Covid-19 yang kini melanda.

Misalnya konsep Eudaimonic Tourism seperti yang diusulkan Prof. Djisman Simandjuntak, Rektor Universitas Prasetiya Mulya, yakni wisata yang berorientasi pada subjective experience yang tidak sekadar menjual keindahan alam, tetapi wisata yang bisa membuat manusia lebih berwawasan, lebih bijak, lebih damai, dan lebih bahagia. Cocok dengan kondisi pandemi di mana untuk sementara kita diminta untuk menghindari wisata yang tidak menciptakan kerumunan dan mengembangkan wisata yang lebih berjarak dan tersebar.

Indonesia kaya akan tempat, budaya dan kuliner menarik yang sebagai attractor pariwisata, tetapi tentu hal tersebut tidak bisa serta-merta menjadi tourism product kalau belum diolah. Maka sudah saatnya kita menggugah pemerintah baik itu di tingkat RT-RW, Desa dan Lurah, Pemerintah Kota dan Kabupaten hingga ke pusat untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Indonesia di tengah pandemi dengan melihat kearifan budaya. (red.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI