Nelayan ungkap maraknya aksi pemboman dan pembiusan ikan di Gili Sulat Lawang

kicknews.today – Kawasan Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Sulat Lawang adalah bagian dari kawasan konservasi yang memiliki zona paling luas di Lombok Timur. Banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya di kawasan ini, sayangnya hingga saat ini masih sering sekali terjadi aksi Pengeboman dan Pembiusan Ikan (destructif fishing) yang menyebabkan rusaknya biota laut di kawasan tersebut.

Seorang nelayan tradisional asal Desa Gunung Malang Lombok Timur, Haerudin yang kerap mencari nafkah di kawasan TWP Gili Sulat Lawang mengaku, di kawasan itu masih sering sekali terjadi kegiatan pengeboman dan penangkapan ikan dengan menggunakan bius. 

“Para pengebom biasa beroperasi pada pagi (Subuh) dan sore hari (setelah Ashar hingga malam),” ungkapnya, Senin (1/5).

Ia menambahkan, jika menggunakan bius para pelaku beraksi malam hingga menjelang pagi. Ia mengaku kecewa dengan para petugas pengawas di kawasan TWP Sulat Lawang dan sekitarnya. 

Ia dan para nelayan tradisional lainnya di kawasan Kecamatan Pringgabaya dan Sambelia sudah sering melaporkan masalah tersebut kepada para petugas berwenang. Namun tidak ada tindak lanjut, sehingga kejadian serupa terus terjadi hingga saat ini.

Mewakili nelayan tradisional lainnya, Haerudin berharap supaya pemerintah dan para petugas segera menangani permasalahan ini supaya biota laut tetap terjaga dan nelayan tradisional bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak. 

Di lokasi yang sama, Ketua Asosiasi Pokmaswas Kecamatan Sambelia, Herman yang sedang melakukan kegiatan monitoring di TWP Sulat Lawang menanggapi bahwa ia memang sudah sering menerima laporan masalah serupa. Dia dan anggota Pokmaswas Petrando, anggota Asosiasi Pokmaswas Kecamatan Sambelia, WCS dan Yayasan Komite Pengelola Perikanan Laut (YKPPL) Kecamatan Sambelia tetap melakukan monitoring laut di kawasan tersebut. 

“Setiap bulannya kami melakukan monitoring di kawasan ini, hanya saja monitoringnya kebanyakan kami lakukan siang hari sehingga jarang menemukan pengebom dan penangkapan dengan bius,” jelas Herman. 

Berdasarkan laporan nelayan, pihaknya akan memperbanyak monitoring pada waktu operasional mereka sebagaimana dilaporkan.Herman berjanji akan melaporkan masalah ini dan berkoordinasi dengan pihak PSDKP, Pos AL Selat Alas, Polairud, WCS dan pihak terkait lainnya agar bersama-sama menjaga kawasan Sulat Lawang dari aksi pengeboman dan pembiusan Ikan.

“Kalau pelakunya kami dapat, dipastikan akan ditindak tegas,” katanya. 

Sementara Kasat Polair Lombok Timur, Iptu Sudarman mengatakan, sering patroli ke wilayah itu dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menangkap ikan dengan menggunakan bahan yang merusak terumbu karang. 

“Kita pernah menggunakan perahu nelayan untuk menyamar sebagai pemancing. Namun tidak ada yang melakukan atau tidak ada kita temukan bahkan tim penegak hukum dari Direktorat Polairud Polda juga turun tapi hasilnya nihil,” katanya.

Meski demikian kata dia, keamanan dan kelestarian biota laut adalah tanggung jawab semua pihak. Terutama masyarakat pesisir. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI