kicknews.today – Di bawah langit biru yang cerah, Pantai Pondok Kerakat, Dusun Kongok, Desa Meninting, berubah menjadi lautan manusia. Sejak pukul enam pagi, ratusan warga sudah memadati area garis start untuk mengikuti Jalan Sehat—sebuah pembuka sederhana namun penuh makna dari rangkaian acara Meninting Begawe Part 2 yang digelar pada Minggu, 2 November 2025.
Suasana pagi itu terasa hangat dan guyub. Di antara deru ombak dan semilir angin laut, langkah-langkah peserta mengalir melewati jalur Montong–Sandik–SMK Negeri 1 Batulayar, lalu kembali ke titik awal. Tak sekadar olahraga, tetapi menjadi simbol gotong royong dan kebersamaan yang telah lama hidup dalam nadi masyarakat Meninting.

Selepas jalan sehat, irama gendang beleq menggema dari arah jalan raya Montong. Iring-iringan dulang pesaji dan parade budaya Sasak memeriahkan arak-arakan menuju lokasi utama. Warga dan wisatawan yang menonton di pinggir jalan bersorak kagum, menyaksikan semangat tradisi yang tak pudar oleh modernitas.
Tema tahun ini, “Merawat Alam, Menjaga Tradisi,” bukan sekadar slogan. Ia menjelma dalam setiap gerak masyarakat yang menjaga pesisir agar tetap bersih, dalam setiap senyum pelaku UMKM yang menjajakan kuliner lokal di sepanjang pantai, dan dalam setiap irama musik tradisi yang berpadu dengan tawa anak-anak.
Acara pembukaan berlangsung khidmat. Lagu Indonesia Raya berkumandang di antara deburan ombak. Sambutan demi sambutan dari Ketua Panitia, Kepala Desa Meninting Mahnan Harianto, Camat Batulayar, hingga perwakilan Dinas Pariwisata Lombok Barat dan BPPD Provinsi NTB menggambarkan satu tekad: menjadikan Meninting Begawe sebagai agenda tahunan pariwisata yang tak hanya hiburan, tetapi juga pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Setelah doa bersama, warga dan tamu undangan duduk berjejer di bawah tenda panjang. Nasi, lauk, dan sambal terhidang di dulang besar. Tradisi begibung—makan bersama dalam satu wadah—kembali mengikat rasa persaudaraan. Tak ada sekat antara pejabat dan rakyat, semua larut dalam aroma santan dan tawa yang hangat.
Kemeriahan berlanjut dengan lomba balap sampan, dilepas langsung oleh Kepala Desa dan Camat Batulayar. Sorak-sorai penonton mengiringi setiap dayung yang menghentak air laut. Sore harinya, suasana berubah menjadi pesta rakyat. Sekitar seribu warga memenuhi bibir pantai untuk menikmati hiburan musik bersama artis Sasak, Erni Ayuningsih, yang menutup hari dengan lagu-lagu yang menggugah semangat.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman dan tertib di bawah pengamanan Bhabinkamtibmas Desa Meninting Aipda Willy Triadi, Babinsa Serka Kurnain, serta Unit Intelkam Polsek Batulayar.
Ketua Pokdarwis Desa Meninting, H. Denny Tita Pratama, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat masuk dalam kalender resmi Dinas Pariwisata Lombok Barat dan mendapat dukungan pemerintah provinsi.
“Kami ingin Meninting Begawe menjadi ikon wisata budaya dan alam Lombok Barat. Ajang yang memajukan UMKM, menjaga tradisi, sekaligus memperkuat rasa cinta pada tanah ini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Desa Meninting Mahnan Harianto menegaskan komitmen pemerintah desa untuk terus mendukung event budaya ini.
“Meninting punya potensi luar biasa. Kami ingin masyarakat terus merawat alamnya dan menjaga tradisinya agar tetap hidup untuk generasi berikutnya.”
Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk barat, pantai kembali tenang. Hanya jejak kaki di pasir dan sisa tawa anak-anak yang tertinggal. Tapi dari situ, Meninting seolah berkata: di sini, tradisi tidak mati—ia terus tumbuh bersama alam dan manusia yang menjaganya. (red.)


