Mengenal ritual Ngalun Aiq dan Mandik Penganten, 2 tradisi nenek moyang masyarakat Lombok Timur

kicknews.today – Sempat vakum selama empat tahun, warga Desa Aikdewa, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur gelar gawe Ngalun Aiq dan Mandik Penganten. Dua kegiatan tersebut merupakan tradisi nenek moyang ini yang bertujuan untuk melestarikan mata air dan membersihkan kedua calon pengantin dari hal negatif, sehingga saat akad kedua mempelai sudah bersih lahir dan batin.

Gawe Desa Aikdewa sendiri merupakan event tahunan yang dilaksanakan oleh pemuda-pemudi desa setempat dengan mengangkat adat dan budaya nenek moyang. Event Gawe Desa mulai dilaksanakan sejak tahun 2017 dan 2018.

Tradisi ini sempat terhenti akibat gempa lombok tahun 2019 dan pandemi tahun 2020-2021. Lalu pada 2022, juga mengalami fase transisi yang menyebabkan gawe tersebut tidak digelar.

Gawe desa tersebut tujuannya agar adat budaya yang dulu pernah ada dapat diperkenalkan pada masyarakat di era sekarang. Di mana bahwasanya para nenek moyang pada zaman dahulu sangat menghargai alam khususnya mata air sebagai gantungan hidup seluruh makhluk hidup.

Ngalun Aiq sendiri merupakan suatu brand utama dari gelaran Gawe Desa. Namun tak melulu hanya adat budaya tersebut saja yang diangkat melainkan juga dirangkaikan dengan adat budaya lainnya seperti Mandik Penganten, Poposan, Rantok, Berolang-olang, Tari Rudat, Dila Siu dan lainnya yang ada di Desa Aikdewa.

Sehingga setiap gelaran Gawe Desa selalu mengangkat adat budaya yang berbeda dan tentunya Ngalu Aiq yang menjadi brand utama pada gelaran tersebut harus ada menjadi penyangga atau pun pendamping dari budaya lainnya.

Ketua Panitia Gawe Desa Aikdewa ke-3, Hirpan Rosidi mengatakan bahwa pada penyelenggaraan Gawe Desa 3 akan mengangkat adat dan budaya Ngalun Aiq Mandik Penganten yang akan dilaksanakan pada 20 Juni 2023 sesuai dengan Calender of Event Kabupaten Lombok Timur.

“Setiap gelaran prosesi Ngalun Aiq selalu ada karena sebagai brand utama event Desa Aikdewa sekaligus untuk menjaga kelestarian mata air, karena Aikdewa sangat berlimpah mata air,” katanya pada Selasa (11/4).

Prosesi Mandik Penganten sendiri, kata Hirpan bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai dari hal negatif. Sehingga saat menjalani akad, kedua mempelai sudah bersih dan dapat menjalani kehidupan berkeluarga dengan aman dan nyaman.

“Prosesi Mandik Penganten itu sendiri harus dilaksanakan di dekat mata air dengan terlebih dahulu menggelar beberapa ritual pembuka agar apa yang dihajatkan dapat dengan mudah tersampaikan,” tuturnya.

Dalam setiap gelaran Gawe Desa ini sendiri tak hanya melibatkan para penyelenggara saja, melainkan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada di Desa Aikdewa, sehingga atmosfer dari setiap gelaran dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Tentunya dengan begitu adat istiadat yang telah lama ditinggalkan oleh para leluhur dapat kembali dikenal oleh masyarakat luas, khususnya yang ada di Desa Aikdewa.

Tak hanya Ngalun Aiq dan Mandik Penganten saja yang diadakan dalam Gawe Desa tersebut, terdapat juga dirangkaikan dengan kegiatan pendukung lainnya seperti Gebyar Ngeson Aiq Kokok, Jalan Sehat, Bazar UMKM, Nyair, dan Pesta Rakyat sebagai penutup kegiatan.

Hirpan berharap dengan diadakannya kegiatan tersebut dapat memperkenalkan budaya yang telah lama hilang dari tengah-tengah masyarakat, sehingga apa yang telah lama hilang dapat dinikmati lagi keberadaannya oleh masyarakat millenial atau generasi Z. (cit)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI