Laskar adat bersama Mangku Rinjani temukan sampah-sampah tak wajar di gunung

kicknews.today – Persoalan sampah di kawasan puncak Gunung Rinjani hingga kini masih belum teratasi dengan baik. Kondisi itu pun dikeluhkan Pemangku Rinjani H Purnipa dan Kyai Gunung Rinjani, Muhammad Haedi sebagai ketua Laskar Adat Gunung Rinjani.

“Ini kesalahan kita semua, termasuk kami tuan rumah dan penjaga yang tidak mampu menjaga alam Rinjani dengan baik,” ucap Kiyai Haedi.

Kiyai Haedi mengaku baru turun dari kawah utama Segara Muncar bersama para laskar adat setelah melakukan upacara Jambeq Gunung. Menurutnya, ada beberapa kabar yang mesti disampaikan mengenai kondisi Gunung Rinjani saat ini.

Yang terpenting, Rinjani saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman dulu yang dikenal sangat sakral. Dulu, Rinjani tidak sembarang orang bisa menginjakan kaki sebelum melalui upacara dan ritual tertentu.

“Orang Lombok berani menginjakan kaki ke Rinjani harus ada upacara dan ritual,” katanya.

Saat ini kata Kiyai Haedi, kondisi Rinjani memilukan. Sampah bertebaran dimana-mana. Situasi seperti ini menurutnya, sangat disesalkan, mengingat Gunung Rinjani dianggap orang Lombok sebagai tempat sakral dan harus dijaga kesakralannya.

“Sangat miris, saya khawatir 2, 3 tahun lagi Rinjani akan seperti apa,” keluhnya.

Rinjani sekarang kata dia, dipenuhi dengan sampah rohani. Seperti, manusia yang membawa sifat hura-hura, tidak tahu hukum, tabeat di alam yang merusak ketenangan dan kedamaian penghuninya.

“Ada juga sampah zahiriah, yakni plastik hingga sampah yang bukan-bukan seperti kondom. Itu kan tidak wajar. Di Rinjani ada penghuni yang harus kita hargai yaitu, pohon, binatang dan makhluk ghaib yang harus kita percayai,” katanya.

Sebagai manusia jelas Kiyai Haedi, harus punya tata tertib masuk ke alam. Bukan cuman mengedepankan keinginan dan kesenangan berwisata. Tetapi mereka juga harus berpikir bagaimana adatnya dan cara yang baik saat memasuki alam.

“Kami yang membersihkan alam dengan spiritual, tapi wujud alam penuh dengan sampah,” katanya.

Kiyai Haedi mengingatkan, Gunung Rinjani bukan sekadar wisata untuk hura-hura dan mencari kesenangan. Ada hal penting lain yang harus dijaga bersama, agar alam ini terjaga kemurnian kesakralannya.

“Nikmat mana lagi yang harus kita dustakan dengan kekayaan alam di Gunung Rinjani. Sumber mata air seluruh masyarakat Lombok saat ini adanya di Rinjani,” pungkasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI