kicknews.today – Usaha tidak akan menghianati hasil. Pepatah ini cocok untuk menggambarkan kisah Firma, wanita kelahiran tahun 1957 asal Desa Wadukopa, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima ini.
Berkat usaha kerasnya sebagai petani jambu mete, janda dua anak ini akhirnya bisa naik haji pada tahun ini. Impian Firma menunaikan rukun islam yang ke lima kini pun menjadi kenyataan.
Firma adalah salah satu jemaah haji asal Bima yang berangkat pada 14 Juni Juni 2023. Penantiannya selama 12 tahun kini ia diberi karunia umur panjang dan kesehatan sehingga bisa bertamu ke rumah Allah.
Firma, adalah sosok wanita kuat. Sejak ditinggal mati sang suami, Ramli tahun 2004, ia berjuang sendiri menyekolahkan dua putranya. Alhasil, dua putranya sukses menyelesaikan studi kemudian merantau ke pulau seberang, Sumba dengan keluarga kecil mereka.
Sejak 2009, Firma hidup sebatang kara di rumah panggung 12 tiang. Kesehariannya hanya sebagai petani. Semenjak ditinggal sang suami, lahan sawah miliknya tidak digarap lagi. Satu-satu yang menjadi mata pencahariannya adalah petani jambu mete dan jagung yang kebetulan kebunnya berada di ujung desa. Terkadang untuk memenuhi kebutuhan sehari diperoleh dari kiriman anak-anaknya.
Dari dua komoditi tersebut, pendapat paling besar dari penjualan jambu mete. Setiap musim panen antara Agustus hingga Oktober ia memperoleh Rp15 sampai Rp20 juta. Berkat usahanya itu, Firman bisa menyisihkan penjualan jambu mete untuk mendaftar antrian haji pada 2011.
Dalam seminggu jambu mete dipanen 2 sampai 3 kali. Sekali jual ia bisa memperoleh hingga Rp250 ribu dengan harga Rp17-Rp22 ribu per kilogram.
“Uang itu sebagian saya sisipkan untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Firma seharusnya berangkat haji pada tahun 2019. Karena pandemi covid-19, akhirnya ditunda hingga 2023.
“Alhamdulillah, nama saya keluar dan berangkat ke Tanah Suci tahun ini,” pungkasnya. (jr)
