Kenapa gelombang Covid-19 selalu muncul jelang Ramadhan? ini penjelasan pakar..

kicknews.today – Belakangan ini gelombang ketiga kasus covid-19 terjadi lagi. Lonjakan varian baru jenis omicron hampir merata di seluruh daerah daerah di Indonesia. Bahkan sebagian besar sudah diterapkan PPKM level 3.

Lalu kenapa lonjakan covid selalu terjadi menjelang bulan Ramadhan ?. Begitu narasi yang muncul di media sosial belakangan ini. Lantas, apakah itu benar ?, berikut penjelasan Ketua Ikatan Dokter (IDI) Wilayah NTB, Dr. dr. Rohadi Sp.BS (K), FICS, FINPS saat dihubungi kicknews.today, Kamis (17/2).

Covid-19 jelas Rohadi merupakan bencana dunia. Sehingga penyebarannya penyakit menular ini tidak mengenal waktu tertentu.

Pada dasarnya, pola penyebaran covid-19 kerap dimulai dari luar negeri. Seperti pada gelombang ketiga varian omicron bermula dari Thailand dan Singapura. Kemudian menyasar ke Indonesia pada satu atau dua bulan berikutnya.

“Sebelum, varian delta juga begitu, kan,” ujar Rohadi, Kamis (17/2).

Hampir sama dengan pola penyebaran pada gelombang pertama covid. Berawal dari kasus Wuhan pada Desember 2019, lalu masuk ke Indonesia pada Maret 2020.

“Kalau dibilang kenapa selalu terjadi menjelang puasa, tidak ada hubungannya. Memang pola penyebarannya seperti itu. Apalagi dihubung-hubungkan bertepatan dengan pencairan anggaran,” sebut Rohadi.

Mari berkaca pada kasus flu spanyol ratusan tahun lalu. Tingkat penyebarannya dengan covid hampir sama yakni, tiga gelombang.

“Cuman bedanya zaman itu belum vaksin,” sebutnya.

Covid-19 juga menurut Rohadi, tidak ada hubungan dengan pengaruh cuaca. Sehingga pola penyebaran tidak terjadi pada waktu atau fase tertentu.

Namun sejatinya, varian omicron lebih ringan dibanding delta. Seperti yang terjadi luar negeri saat ini, gejalannya cenderung influence biasa. Hanya 15 persen pneumonia.

Seperti di Mataram kata Rohadi, dari 20 pasien hanya dua orang yang dirawat di ruangan ICU. Artinya, pasien covid yang masuk rumah sakit hanya gejala sedang dan ringan. Sedangkan gejala berat, nihil. Kondisi ini berbanding terbalik dengan covid varian delta.

“Nah, ini pentingnya vaksin dan taat prokes. Dari data kemenkes tiga pasien yang meninggal akibat omicron kemarin itu, selain komorbid juga karena belum vaksin,” jelas Rohadi.

Pasien di Mataram juga rata-rata sudah vaksin. Sehingga gejalannya ringan dan tidak terlalu. Dirawat 5 sampai 6 hari sudah sembuh. Begitu bagi tenaga kesehatan, setelah dirawat lalu swab dua kali baru bisa bekerja.

“Kalau tidak swab harus isolasi mandiri 10 hari. Beda dengan varian delta harus 14 hari,” jelasnya.

Penyebaran covid varian baru kata Rohadi masih belangsung beberapa pekan ke depan. Dari rilis Ahli Epidemologi dan Kemenkes, puncak covid varian baru ini terjadi akhir Februari hingga awal Maret.

“Ini masih prediksi, belum tentu benar juga. Jadi, tidak usah panik,” pungkasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI