kicknews.today – Dalam upaya menjaga keindahan destinasi wisata kelas dunia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menggelar aksi bersih-bersih sampah di pantai eksotik Gili Air, KLU.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Heriyanto, menegaskan bahwa Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air (Tramena) merupakan ikon pariwisata internasional yang harus dijaga kelestariannya.

Melihat dominasi wisatawan mancanegara di kawasan ini, ia menilai penerapan strategi quality tourism menjadi suatu keniscayaan.
“Pemerintah dan masyarakat setempat harus bahu-membahu menjaga pariwisata yang sangat indah ini agar bisa bersaing dengan destinasi dunia lainnya,” tegas Heriyanto.
Ia mengapresiasi kondisi kebersihan Gili Air, yang menurutnya menunjukkan bahwa masyarakat lokal sudah memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan.
“Saya tadi keliling pulau dan melihat sendiri, masyarakat di sini sudah teredukasi dengan baik soal pentingnya kebersihan. Saya salut atas hal itu,” ujarnya.
Tak hanya soal sampah, perhatian Kemenparekraf juga mencakup kebersihan fasilitas umum seperti toilet. Heriyanto menjelaskan bahwa program wisata bersih ini telah dijalankan di enam lokasi di seluruh Indonesia, dan Lombok Utara mendapatkan nilai tambah karena melibatkan pelajar dalam aksi ini.
”Ini sangat menarik, anak-anak sekolah diberikan edukasi sejak dini untuk cinta dan peduli lingkungan. Mereka adalah penerus bangsa kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Heriyanto menekankan pentingnya kesiapan infrastruktur dasar seperti air bersih, jalan lingkungan, listrik, dan dermaga dalam mendukung keberlanjutan pariwisata.
Ia menyebut Lombok Utara sebagai salah satu daerah yang rutin menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk pengembangan infrastruktur.
”Terakhir 2024 dapat DAK, dan untuk 2025 sedang dalam evaluasi. Mudah-mudahan tahun depan Lombok Utara kembali mendapat dukungan, apalagi bidang infrastruktur ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten sangat penting, khususnya dalam penyediaan regulasi kuat di sektor pariwisata.
Ia menyebut bahwa sekitar 70 persen masyarakat Lombok Utara menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata, terutama di kawasan tiga Gili. Oleh karena itu, penataan kawasan mencakup kebersihan, infrastruktur dasar, keamanan, hingga kelengkapan izin usaha harus menjadi prioritas.
”Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Utara sebagian besar bersumber dari pariwisata. Maka dari itu, kita harus benar-benar serius menjaga dan menata pariwisata kita,” pungkasnya. (gii)