kicknews.today – Kondisi cuaca wilayah Bima dan Dompu sudah jarang turun hujan. Nampaknya musim kemarau akan segera melanda.
“Berdasarkan data yang di terbitkan oleh Stasiun Klimatologi Lombok Barat, wilayah Bima dan Dompu akan memasuki musim kemarau, diprakirakan, pada April, dasarian I (10 hari pertama) hingga dasarian II (10 hari kedua),“ jelas Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Muhammad Salahuddin Bima, Satria Topan Primadi (24/5).
Kemudian, berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan berturut- turut (HTH) dasarian II Mei 2021 umumnya dalam kategori Menengah (11 – 20 hari). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Bima dan Dompu sudah jarang terjadi hujan. Bahkan terdapat beberapa wilayah yang termasuk dalam kategori awas kekeringan Meterologis yaitu wilayah Kecamatan palibelo dan Wawo Kabupaten Bima.
Monitoring Musim Kemarau 2021 pada dasarian II Mei 2021 umumnya menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah memasuki musim kemarau. Sedangkan, untuk puncak musim kemarau 2021 wilayah Bima dan Dompu diprakirakan terjadi pada Agustus mendatang. Sehingga di prakirakan pada periode puncak musim kemarau akan sulit peluang terbentuknya awan hujan dan menyebabkan potensi kekeringan serta ketersedian air bersih berkurang di wilayah Bima dan Dompu.
“Saat musim kemarau bukan berarti tidak ada potensi bencana terjadi. Ada beberapa potensi bencana yang dapat terjadi diantaranya bencana kekeringan, berkurangnya ketersediaan air bersih, dan potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutanpun meningkat,” terangnya.
Sejak 2019 lalu terdapat bencana kebakaran lahan dan hutan terjadi. Sehingga mungkin saja pada periode musim kemarau saat ini potensi kebakaran lahan dan hutan dapat berdampak buruk bagi masyarakat.
Berdasarkan data titik panas 2020 yang dihimpun oleh tim Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salhuddin Bima terdapat beberapa wilayah yang tercatat terjadi titik panas cukup tinggi. Yakni Kabupaten Dompu (Pekat, Woja, Kempo), Kabupaten Bima (Wera, Tambora, Parado), dan Kota Bima (Rasanae Barat, Rasanae Timur, Asakota).
Selain potensi bencana kekeringan, berkurangnya ketersediaan air bersih, kebakaran lahan dan hutan terdapat fenomena suhu terasa dingin saat puncak musim kemarau, juga patut diwaspadai oleh masyarakat kondisi suhu udara rendah. Sehingga terasa dingin pada malam dan dini hari di wilayah Bima dan Dompu di sebabkan dua faktor.
Faktor pertama adalah aktifnya monsoon Australia, monsoon Australia memiliki ciri khusus yaitu dingin dan kering. Faktor kedua adalah kondisi awan, pertumbuhan awan yang sulit terjadi pada musim kemarau menyebabkan proses pemantulan kembali gelombang panjang oleh permukaan bumi tidak ada yang menghalangi/menghambat. Periode ini diprakirakan terjadi pada Juni hingga Agustus 2021.
Dia mengimbau masyarakat diawal musim kemarau agar bijak dalam menggunakan air bersih dan meningkatkan kewaspadaan serta berhati terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan.
Selain itu, masyarakat diharapkan untuk selalu memperhatikan informasi informasi BMKG. Info lebih lanjut dapat menghubungi BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima. (rif)