Heboh jasa sewa pacar di Mataram, Pemerhati Sosial: Itu bukti anak NTB tidak gaptek

kicknews.today – Jasa sewa pacar di Kota Mataram menuai respon dari berbagai pihak. Selain anggota DPRD dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA), kali ini sorotan datang dari Pemerhati Sosial, Syauqany S.Kom.I, M.A.

“Itu sesuatu yang tidak mengherankan bagi saya,” kata Syauqany, Senin (17/7).

Dari sudut pandang teknologi kata dia, itu suatu pertanda bahwa generasi muda atau generasi emas NTB sudah tidak lagi gagap teknologi (gaptek). Namun, yang menjadi pertanyaan apakah anak muda tersebut menggunakan teknologi yang bermanfaat buat perkembangan kapasitas diri atau tidak.

Seperti contoh kasus yang lagi heboh di Kota Mataram yakni jasa sewa pacar dilakukan oleh kebanyakan anak muda yang masih duduk di bangku sekolah maupun kuliah. Tentu hal itu menurut dia, menjadi sebuah alarm bagi perkembangan kualitas generasi muda itu sendiri.

“Dampaknya yakni menghambat perkembangan semangat belajar, kehidupan sosial, moral maupun spiritualitas bagi generasi muda tentunya,” ungkap pria bergelar Master Of Arts ini.

Sementara dari sudut pandang pekerja sosial kata dia, kasus seperti ini adalah akan memungkinkan terjadinya seks bebas dan kenakalan remaja. Paling parahnya lagi kata dia, kemungkinan akan menciptakan pengangguran.

Di lain sisi, munculnya jasa sewa pacar yang notabene pacaran online juga efek dari covid-19 dan itu sudah pasti. Karena seluruh elemen manusia sekarang sudah fokus pada HP setiap jam bahkan hitungan menit. Sehingga apapun yang menjadi peluang untuk mencari cuan seperti pacar online tersebut akan bermunculan.

“Yang perlu diperhatikan dari kasus itu adalah siapa yang akan menjadi korban. Apabila hal-hal yang tidak diinginkan tidak mampu dikontrol oleh personal pelaku. Dari kacamata pekerja sosial besar kemungkianan korban terbesarnya mengarah ke perempuan, walaupun tanggapan ini masih bersifat hipotesis,” pungkasnya.

Sebelumnya, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram terus mendalami bisnis sewa pacar yang lagi heboh Kota Mataram. Meski legal secara hukum negara, keberadaan bisnis itu menurut LPA berbenturan dengan sosial budaya masyarakat.

“Kami ingin secara sukarela mereka menghentikan bisnis itu. Apalagi yang jadi afiliator atau member bisnis disebutkan usianya 18 tahun. Ini yang menjadi perhatian kami,” tegas Ketua LPA Kota Mataram, Joko Jumadi, Sabtu (15/7).

LPA akan terus melakukan pendekatan dengan afiliator jasa sewa pacar tersebut. Namun, sejauh ini pihaknya baru sebatas konfirmasi lewat online.

“Sudah kami coba hubungi, tapi belum direspon,” katanya.

Sebelumnya, belakangan dihebohkan bisnis jasa sewa pacar di Kota Mataram. Mereka menawarkan teman kencan dengan tarif yang berbeda-beda. Mulai dari angka puluhan ribu hingga ratusan ribu.

Bisnis sewa pacar ini hal baru di Kota Mataram. Sebelumnya, model bisnis ini sudah sangat ramai di kota-kota besar di Indonesia. Jenis bisnis ini hampir sama, tersedia sewa pacar online dan offline dengan member wanita dan pria antara usia 18-24 tahun. Khusus online dibanderol Rp30-Rp45 ribu per jam untuk video call, mengirim foto, voice note hingga telepon. Sementara offline seperti ajak jalan, makan bersama hingga ajak ke acara kondangan tarifnya mulai Rp125 ribu hingga Rp350, tergantung jenis layanan dan hitungan waktu. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI