H Sukisman: Pemda NTB harus menyambut baik tantangan pusat sebagai lumbung pangan nasional

kicknews.today – Kehadiran Menteri Pertanian ke Lombok Barat dan Mataram menantang NTB sebagai lumbung pangan nasional seperti 6 daerah lain di Indonesia perlu disambut baik agar perhatian pusat ke NTB bertambah besar. Apalagi saat ini wilayah Indonesia sedang menghadapi el-nino.

Hal itu disampaikan Anggota DPD RI Dapil NTB, Ir. H. Achmad Sukisman Azmy. Pria asal Lombok Timur ini mengatakan, potensi pertanian NTB sangat mendukung di samping tantangan juga besar sehingga permasalahan NTB dapat teratasi dengan baik. 

Menurutnya, ada berbagai masalah di NTB saat ini diantaranya kelangkaan pupuk secara nasional supaya jadi perhatian pusat. Air yang tidak merata, bahkan 55 persen air di NTB langsung terbuang ke laut. Jika air ini bisa didistribusikan dengan baik sebelum ke laut tentu akan lebih baik. 

“Untuk el lino kita berharap ada hujan buatan di tempat yang kering, termasuk memperbanyak sumur bor dan dam-dam kecil untuk menampung air hujan sehingga dapat dimanfaatkan di musim kemarau. Di samping dam besar yang lagi dibangun seperti dam meninting dan mujur,” kata H Sukisman.

Sukisman menjelaskan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah NTb dan pusat diantaranya, asuransi untuk tanaman tembakau sangat dibutuhkan mengingat kualitas tembakau lombok yang sangat bagus agar petani tidak rugi.

Kemudian, penambahan areal tanaman bawang putih sebagai bibit nasional diperlukan mengingat arealnya masih luas di Sembalun dan pasarnya terbuka lebar, gudang untuk bawang putih untuk penyimpanan agar bisa bertahan dan ditanam di musimnya.

“Penanaman cabai diperluas agar pasar dalam negeri stabil mengingat  hanya 14 pengusaha nasional termasuk dari Suralaga Lombok. Pupuk organik diberikan lisensi dari pemerintah pusat dan tidak dibatasi daerah edar mengingat pupuk kimia kurang,” ungkap adik kandung Bupati Lombok Timur ini.

Selanjutnya, embung kecil dan sumur bos di daerah tadah hujan perlu diperbanyak agar musim tanam bertambah. Penambahan debit air dan irigasi tersiar Dam Pandanduri perlu dipikirkan agar lebih banyak lagi area yang dijangkau.

Tidak hanya itu kata H Sukisman, perlu pengawasan ketat dari APH dan dinas terhadap supplier pupuk disaat musim tanam karena harganya melonjak tinggi hingga 5 kali lipat. Pendistribusian puput sering tidak tepat karena beredar saat pupuk sudah tidak dibutuhkan atau tidak sesuai peruntukannya.

Pupuk subsidi sangat langka dan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan menyebabkan hasil panen kurang baik. Kemudian, pupuk NPK untuk perkebunan sulit didapat terutama menunjang tanaman prioritas seperti tembakau, jagung, kedelai, kopi, kelapa dan lainnya.

Rusaknya 9.000 hektar tanaman tembakau akibat banjir dan penyakit paras dari 35.000 hektar diharapkan dapat satuan untuk mengurangi kerugian petani. Perlunya badan penyangga untuk membeli hasil pertanian yang melimpah agar tidak merusak harga pasar.

Permintaan pupuk dari daerah hanya 30 persen yang bisa diakomodir pusat sehingga kekurangannya perlu dicarikan solusi. Kurangnya balai pelatihan untuk wiraswasta dan kurangnya penyuluh pertanian mempengaruhi hasil pertanian dan perkebunan minimal 1 desa 1 orang dan 2 orang di kecamatan.

“Dukungan untuk buruh tani berperan mendukung petani menghasilkan hasil optimal. Karena nya pemerintah juga memperhatikan mereka. Sekolah pertanian di daerah kurang mendapat perhatian kementrian disamping sulit diterima di pasar kerja,” tambahnya.

Balai benih kalah bersaing dengan swasta untuk benih unggul karena faktor dana dan batasan lahan pertanian yang terbatas di daerah perkotaan sebaiknya bisa ditukar di daerah lain dengan kompensasi yang jelas sehingga area pertanian tetap utuh dan bertambah

Vanili dan Sorgum NTB sudah over produksi sehingga perlu bantuan pemasaran pemerintah pusat. Minimnya penghasilan honorarium membuat mereka kurang optimal untuk bekerja. KUR untuk petani masih terkendala akibat agunan dan cek list BI.

“Musim kering saat ini membutuhkan perhatian pusat agar kemarau panjang tidak terjadi melalui teknologi. Budidaya tanaman bawang merah dikembangkan lagi menjadi lumbung nasional,” pungkasnya. (jr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Kontributor →

Kontributor kicknews

Artikel Terkait

OPINI